Rapat berakhir, dengan Jungkook yang menyetuji saran dari Alberto utnuk menyelenggarakan pesta pelelangan ilegal di tempatnya.
pertemuan online itu berlangsung cukup lama hingga membuatnya menghela nafas lelah, Jungkook merentangkan dua tangannya, melonggarkan urat dan melemaskan otot di tubuhnya, dua batang rokok telah habis untuk menemani rapat panjangnya tadi.
Jungkook yang memiliki harga diri tinggi, tentu tidak sudi mengalah, saran dari Alberto lebih terdengar seperti tengah menantangnya, sudah dipastikan dia akan menerimanya.
kahwatir ?, oh tentu tidak, dia memiliki si dewa dyonisus, Kim Taehyung si penggila pesta, serahkan saja urusan hibur menghibur, dekor mendekor pada Taehyung dan Vineas tentu masalah akan selesai.
Jungkook melirik arah jarum jam pada rolex emas yang melingkar di tangannya, pukul 5 sore hari. 3 jam ia habiskan untuk duduk di depan laptop berbicara yang hampir keseluruhan hanya berisi, hinaan, ancaman, dan ejekkan.
dia pun bangkit, lagi pula sudah waktunya untuk makan malam, selain itu ada seseorang yang lebih ia butuhkan dibanding makanan, melebihi apapun.
sebelum itu, dia harus mandi terlebih dahulu, lantas bergegas pergi menuju kamar mandi yang memang sudah tersedia di ruangan kerja, juga ada lemari berukuran cukup besar berisi pakaiannya, Jungkook yang selalu melakukan lembur baik di perusahaan maupun di rumah.
dikarenakan itu dia meminta kepala Han untuk menyiapkan satu lemari berisi penuh pakaiannya karena bilamana ia tenggelam dalm pekerjaan dan berakhir petang hari, tidak perlu jauh – jauh kembali ke kamarnya hanya untuk mandi dan berganti pakaian.
satu jam berlalu dan Jungkook telah kembali dengan setelan yang lebih kasual, celana santai berbahan halus berwarna abu polos, di pasangkan oleh t-shirt putih yang sedikit longgar.
terakhir kali ia menemukannya didapur, maka dia arahkan derap tungkai jenjangnya kesana berpikir bahwa mungkin saja Jimin masih sibuk, dan akan menarik melihat reaksinya dengan tumpukkan Cookies gosong di meja.
begitulah yang ia bayangkan, sampai akhirnya yang ia cari sudah tidak berada disitu, mejanya telah bersih seperti semula, tidak ada Cookies gosong seperti perkiraannya.
“ dimana Jimin ?”. tanyanya pada seorang pelayan yang tak sengaja lewat.
“ maaf tuan aku tidak mengetahuinya “. tutur sang pelayan begitu sopan lalu permisi undur diri.
Jungkook mengecek ponsel pintarnya, satu pesan dan delapan panggilan tak terjawab terpampang di layar desktop ponsel.
‘ let’s wacth some movie with me ‘.
begitulah isi pesan yang terbaca.
Jimin mengirim pesan dua jam sebelumnya, jadi Jungkook kali ini berpikir mungkin saja Omega mungil itu telah kembali keruangannya.sambil berjalan kearah tangga untuk menuju lorong yang mengarah ke ruangan miliknya, Jungkook mengetik beberapa kalimat di ponsel lalu mengirimnya pada Taehyung.
di sepanjang lorong yang kini sudah lebih terang dari sebelumnya, indra penciumnya yang tajam menghirup sebuah aroma samar – samar, semakin dekat aroma manis itu semakin pekat terhirup.
“ the pheromone “. gumam Jungkook.
aroma vanilla dan peach, yang terikat dengan Jimin tercium menguar dari ruangan berpintu raksasa miliknya.begitu sampai ia tidak perlu mengutuk meminta ijin langsung membuka pintu begitu saja masuk.
dilihatnya Jimin yang duduk bersandar memeluk bantal di tangannya, dua kaki mungilnya tertekuk rapat sebatas dada, didepannya terdapat layar proyektor sedang yang memantulkan gambar bergerak dan bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK SWAN
Mystery / ThrillerCintai aku, jadilah orang pertama yang mencintai dan mengajariku apa itu cinta.