SERVANT

1K 121 6
                                    

SERVANT

Pagi itu Jimin dipersiapkan untuk satu hal. seperti yang dikatakan Jungkook bahwa hutang ibunya tetap harus dilunasi dan itu benar, Jimin dijadikan pelayan, yang dia Omega satu – satunya di Mansion itu.

bukan Jungkook mengurungkan tujuan awal untuk menjual jimin, dibandingkan menjualnya dengan cara biasa, ia akan menunggu waktu yang tepat. di ajang pelelangan pasar gelap yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali.

benar, Jungkook akan melelang Jimin dengan harga dari penawaran tertinggi, ia sudah membayangkan betapa orang – orang akan memberikan penawaran tertinggi untuk memperebutkan Jimin.

tentu saja ia tidak akan membiarkan Jimin hidup di  bawah atapnya tanpa melakukan apapun, Jungkook bukanlah orang yang memberikan sesuatu dengan cuma – cuma.  pria Jeon itu menganut ‘ tidak ada yang gratis ‘.

Jimin akan bekerja sebagai pelayannya, mengerjakan segala hal, dan tidak digaji, dalam artian bayaran setiap bulannya sebagai penebus hutang. lagi pun Jungkook merasa ia sudah berbaik hati dengan tetap memberikan Jimin makan juga tempat untuknya tinggal.

Jimin berdiri termenung didepan cermin, menatap penampilannya yang memakai seragam pelayan-sedikit ketat. tapi disbanding dengan seragam klubnya dulu yang ini jauh lebih baik.

pemuda mungil itu masih belum menyadari rencana asli seorang Jeon Jungkook untuk dirinya, yang dia pahami bahwa dia akan menjadi pelayan seumur hidupnya tanpa uang bayaran. penolakan dan keterpaksaan adalah dua hal yang berbeda.

“ memang terasa tidak nyaman diawal, namun kau akan merasa terbiasa “. sebuah suara muncul dari arah belakang, nampak seorang laki – laki paruh baya berkumis.

Jimin menoleh menatap penuh Tanya ‘ siapakah anda ‘ dari pancaran manik biru keabuannya.

lelaki paruh baya tersenyum, Jimin terlihat menggemaskan dengan tatapan polosnya, “ aku kepala pelayan di Mansion ini “, melangkah mendekat dengan aura yang ramah dan murni, “ semua orang memanggilku kepala Han “.
kalimat kepala pelayan membuat Jimin lantas membungkuk hormat.

pada dasarnya ia seorang yang penuh akan kesopanan hanya saja keberaniannya terhadap sesuatu yang salah menghilangkan sisi sopannya.
“ jarang sekali melihat anak muda dengan kesopanan yang tinggi sepertimu nak “. sambutan yang ramah juga hangat diberikan kepala Han untuk anak didik barunya.

“ mohon bantuannya tuan Han “. ucap Jimin masih membungkuk.

“ tidak anak muda, tidak, panggil saja aku pak Han dan tegakan badanmu “. pintanya lembut, “ aku sendiri yang akan mengajarimu tentang apa dan bagaimana system kerjanya “.

Jimin meneguk air liurnya hingga jakun tipis nyaris tak terlihatnya turun naik. ini benar – benar sangat berbeda dari pengalamannya bekerja di klub, kesalahan kecil saja akan membuat hidupnya hancur.

“ aku terlalu tua untuk memukul orang, bahkan mengangkat nampan berisi secangkir air saja sudah gemetaran “. paham akan raut wajah Jimin yang gugup seolah mengatakan jika dia melakukan kesalahan satu pukulan akan mendarat, nyatanya tidak akan.

Jimin menggigit bibir bawah tebalnya, merasa malu karena dia dapat dengan mudah dibaca oleh seorang yang baru saja dikenal.

“ tuan Jeon memiliki kebiasaan untuk meminum secangkir kopi di pagi hari, dan secangkir teh dimalam hari “. pak Han mulai melangkah menuju arah dapur.

Jimin mengekor selangkah dibelakang, sambil memasang telinga, menangkap semua penjelasan tentang apa saja yang harus menjadi tugasnya kedepan.

“ dia selalu bangun pada pukul 7.10, kau harus sudah menaruh kopinya tepat di lima belas detik sebelum tuan bangun “. meraih serbuk kopi yang berada dalam tabung kaca cristal, juga mesin pembuatnya,“ tuan tidak menyukai kopi instan, jadi aku akan mengajarimu untuk meraciknya “.

BLACK SWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang