Begitu cukup banyak memakan waktu bagi dua sejoli itu untuk mencurahkan segala yang terpendam sengaja. Turunnya Jimin yang di ekori Jungkook menyita empat pasang mata orang yang tengah menunggu keduanya di sofa.
Eliza si wanita paruh baya berwajah lembut pun sampai mengerutkan dua alisnya hingga hampir menyatu, aura yang menguar disekitar pasutri muda itu terasa berbeda dari beberapa jam yang lalu, seolah ketegangan mulai menyamarkan dirinya.
tali hitam yang melingkar diantara keduanya memudar berganti merah takdir bak kembali kesemula. mulutnya terasa gatal ingin bertanya begitu Jimin dan Jungkook mengambil posisi duduk saling bersebelahan tanpa sepatah komplen kasar yang selalu Jimin lontarkan.
semakin menambah rasa penasaran yang besar, namun Han lebih dulu menyentuh pundak Eliza seperti memberitahu sang istri untuk tidak mengeluarkan isi pikirannya dan merusak suasana.
Jam menunjukkan pukul 10 pagi.
dengan diawali deheman ringan Eliza membuka suara mengusir keheningan yang tak biasa, " sepertinya semua berjalan lancar, lagipun masih terlau awal untuk membuat kudapan, bagaimana dengan menghias pohon natal dan perapian kita ?".
Jimin mengangguk singkat bersama senyum kecilnya yang menawan sampai – sampai membuat Eliza tercengang, ini pertamakali baginya melihat Omega mungil tersenyum seperti itu sejak mereka tinggal bersama.
Eliza lantas menyimpulkan dalam benaknya bahwa Jimin telah kembali pulih seutuhnya, Jungkook sungguh – sungguh menepati perkataannya.
mereka berempat mulai menyibukkan diri melakukan tugas, setelah dimana Jungkook dan Han sebelumnya pergi membeli pohon natal beserta aksesoris yang diperlukan Eliza meminta dua pria itu untuk segara menghias pohon natal putih yang Jungkook beli.
Jimin dan Eliza membuat kokies dan beberapa makanan ringan lainnya sedangkan Nael masih terlelap ditempat tidur mungilnya diatas sofa putih mereka.
sesekali Eliza menggoda si tuan Besar Jeon yang terlihat begitu kaku dengan segala pernak pernik ditangannya, beberapa ada telah rusak karena keasingannya terhadap benda – benda seperti itu.
Sesekali Jimin tertawa kecil melihat tingkah Jungkook yang menggaruk sisi kepalanya, sama sekali tidak mengelak dari ejekan Eliza, Han pun juga tersenyum kecil.
pada akhirnya Jungkook hanya diam menunggu intruksi dari Han, membatasi gerak agar tidak lagi merusak hiasan dia hanya akan bergerak kala Han meminta bantuannya.
waktu terus berjalan, tidak hanya mereka namun seluruh keluarga yang berada di desa pun tak kalah sibuk dengan berbagai persiapan, walau udara begitu dingin oleh salju yang terus turun namun tak bisa mengalahkan kehangatan yang menyelimuti oleh keharmonisan.
Malam yang ditunggu pun tiba, semua terlihat menawan dengan pakaian yang dikenakan, Jimin dan Jungkook memakai pakaian berwarna putih gading serasi dipadu padankan oleh celana krem begitu juga dengan bayi mereka, Nael terlihat menggemaskan memakai topi natal yang sedikit kebesaran.
acara pertama tentu saja makan malam, Jimin menyerahkan Nael pada Jungkook sementara dia membantu Eliza menyiapkan segala hidangan yang bermacam.
Jungkook berdiri tak jauh dari perapian seraya menimang bayi mungilnya.
" Nael terlihat sangat nyaman ". Han datang menghampiri Jungkook dan mengusap pipi Nael yang merah merona seperti mochi.
sungguh amat menggemaskan.
" Anda juga terlihat tidak setegang sebelumnya ". ditujukan pada Jungkook.
si tuan Jeon yang mendapat pujian itu membalasnya dengan senyum tipis lalu dilihatnya Nael yang rupanya tertidur, wajah mungil itu memang menunjukan raut tenang tak ada kegusaran dalam tidurnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK SWAN
Mysterie / ThrillerCintai aku, jadilah orang pertama yang mencintai dan mengajariku apa itu cinta.