Bandara internasional Glassgow, sesosok pemuda terlihat tengah berdiri gusar menunggu kedatangan seseorang, entah sudah keberapa kalinya dia terus menerus melihat jam tangan usang yang melingkari pergelangannya. memakai mantel tebal putih, ditangan kanan terdapat segelas kopi yang masih mengepulkan asap.
maniknya menatap lurus pada salah satu pintu dibandara, tempat dimana para penumpang akan keluar. sudah hampir 30 menit terlewat, karena terlalu bersemangat dia lantas bergegas begitu mendengar kabar bahwa orang yang sudah dia rindukan akan datang.
PUK !!
tiba - tiba pundaknya ditepuk pelan oleh seseorang hingga membuatnya terjengat hampir menjatuhkan cup kopi hangat ditangan.
" maaf membuatmu menunggu lama ".
ketika melihat siapa, binar kecerahan dimaniknya bertambah pemuda itu pun bangkit seketika dan langsung memeluk pria kenalannya.
si pria yang di peluk tiba - tiba pun membalas, " lama tidak bertemu Jimin ".
" paman Han aku merindukanmu sangat ". semakin mengeratkan pelukkannya.
" sungguh, aku ini ringkih kau bisa meremukkan tulangku ".
dan terlepas, Jimin melepaskan pelukkannya yang terlampau erat tapi kemudian wajahnya menjadi kesal, " hampir satu jam dan aku seperti membeku disini ".
Han menaikkan satu alisnya, " bukan salahku kau mengakhiri telpon sebelum aku menyelesaikan kalimat ". menarik pelan telinga Jimin.
"akh,,,karena aku bersemangat paman ".
Han tersenyum lembut dan lega mendengar alasan Jimin, lalu melepaskan telinga mungil si Omega muda itu dan beralih kepuncak kepala mengusapnya gemas, " aku senang melihatmu baik - baik saja ".
" bibi Eliza mengurusku dengan sangat amat baik ".
GREP !!
Jimin mengambil alih troli barang lalu mulai berjalan mendorongnya, " paman aku kelaparan karena lama menunggu jadi sebaiknya kita bergegas ".
Han yang melihat tingkah Omega mungil itu hanya menggelengkan kepala, setahun akan berlalu syukurlah peristiwa itu tidak membuatnya berubah menjadi pribadi yang murung.
setelah semua barang telah tertata rapih di bagasi, Jimin yang sudah tau bagaimana cara menyetirpun menjadi supir dadakan.
" sungguh Jimin aku bertanya - Tanya siapa yang akan menjemputku sedangkan Eliza mengeluh silindernya bertambah, apa kau mempunyai lisensi mengemudi ?".
" apa pujianmu terhadapku sudah memudar paman ?, kau sendiri mengatakan kalau aku sangat cepat dalam mempelajari segala hal ".
mobil Mercedes Benz 208SE antik melaju sedang membelah jalanan kota Glasgow yang cukup padat dihari kerja. Jimin patut diberikan pujian dilihat dari bagaimana dia mengendarai mobil tua miliknya begitu lihai.
" paman Lodrick yang mengajariku, yah walaupun aku sedikit mengancamnya ". kekeh Jimin menampakkan deretan gigi putihnya, " aku berkata akan memberitahu istrinya kalau dia merokok diam diam di pavilion keluarga Zack ".
" dia memang harus berhenti dengan rokok - rokok itu ". Han ikut tertawa mendengar Jimin yang mengancam teman seperjuangannya itu.
tanpa terasa perbincangan panjang yang menemani mereka telah membawa keduanya sampai ditujuan. desa Ballachulis yang ditempuh selama dua jam telah dicapai Jimin tanpa kendala apapun.
melewati beberapa rumah tetangga hingga akhirnya sampai disebuah rumah bergaya Rustic, dindingnya terbuat dari beebatuan coklat, tiang - tiang rumah dari potongan kayu tebal, kuno antik namun elegan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK SWAN
Mystery / ThrillerCintai aku, jadilah orang pertama yang mencintai dan mengajariku apa itu cinta.