Sejak malam rapat diadakan, setelah melewati perdebatan alot yang sengit ketiganya pun sepakat untuk melakukan pencarian dimasing – masing tempat, menyelidiki semua kejanggalan yang ada bahkan hal sekecil biji kacang pun tak luput dari pandangan.
jika sudah menemukan informasi yang baru mereka akan berkumpum di ruang kerja Jungkook seperti biasanya lalu akan saling berdiskusi ini dan itu hingga menemukan jawaban yang mereka cari.
pun sudah mencari kesana kemari, menghabiskan waktu untuk meginvestigasi beberapa orang dari pihak penyidik, rencana mereka masih belum terlihat adanya kemajuan sedikit pun.
oh mengenai introgasi pada tim penyidik, itu bukanlah hal yang sulit dengan adanya uang jalan akan mulus, bahkan seorang penguasa sekalipun akan lunak jika dihadapkan pada sejumlah lembar nominal yang banyak, serakah adalah sifat alami manusia.
" aku menyerah, persetan dengan imbalan !!". Vineas berteriak dan melemparkan map hitam kesembarang arah begitu memasuki ruang kerja Jungkook.
Taehyung sendiri pun tak menyangkal, sudah hampir menjelang akhir tahun dan setitik petunjuk belum mereka kantongi sama sekali. teramat sulit.
" cukup sudah aku berhenti, jika kalian tetap keras kepala maka lakukan, sungguh ini hanya membuang waktu ". setelah mengatakan keputusannya untuk keluar dari tim, Vineas lantas kembali pergi meniggalkan kedua rekannya.
bisa terdengar jelas segala umpatan kasar, juga langkah kakina yang dihentak keras.
" mencari keberadaan seseorang yang sudah menjadi mayat ?, dasar gila !". umpat Vineas lagi – lagi.
kepala Han yang hendak mengantarkan minuman membungkuk sekilas ketika melihat salah satu dari rekan tuannya melewati dia, dan hanya diam tak berniat menegur mulut kasar Vineas yang terus mengumpati Jungkook dan Taehyung soal perkara Jimin.
diketuknya pintu beberapa detik sebagai kesopanan menghadapi sang tuan besar, suasana begitu hening walau terdapat dua orang disana, namun masing – masing hanya diam menatap lantai seolah tengah bergelut dengan pikiran.
tatapan Han hanya tertuju pada Jungkook seorang, si tuan besar Jeon bahkan sepertinya tidak menyadari kehadiran dia, dua mata yang selalu terlihat nyalang dan tajam itu kehilangan sinar tegasnya.
dihiasi raut sendu tatapan Jungkook lurus kelantai, begitu kosong nan hampa setelah sebelumnya terlihat berapi – api namun begitu sadar petunjuk harta karun tak didapatkan api itu pun padam.
" Jungkook aku rasa kita harus menerimanya, Jimin-".
" pergilah, maaf sudah membuang waktumu untuk keegoisanku Taehyung ". tutur Jungkook rendah.
sebelum Taehyung hendak menimpali, Han lebih dulu menepuk pundaknya dan sedikik menggelengkan kepala. isyarat itu dia mengerti.
dengan sangat berat hati Taehyung bangkit dari duduknya untuk pamit," kumohon perhatikan dirimu, kau akan memperburuk kesehatanmu jika terus begini ". setelahnya dia pun meninggalkan ruangan menyusul Vineas yang lebih dulu pergi.
perlahan Jungkook menyandarkan punggungnya pada sofa, kepala menengadah, punggung tangan terangkat menutupi dua matanya.
" apa aku seburuk itu Han ?".
" dengan berat hati aku katakan ya tuan ".
hembusan nafas berat terlontar, " baguslah ".
samar namun pasti Han melihat rahang Jungkook yang mengeras dan linangan air tipis menuruni pipinya. walau sangat ingin berada disamping Jungkook untuk sekedar menguatkan tetapi Han tahu bahwa Jungkook sangat benci terlihat rapuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK SWAN
Mystery / ThrillerCintai aku, jadilah orang pertama yang mencintai dan mengajariku apa itu cinta.