FAMILY I

1.2K 133 2
                                    

Jungkook duduk dengan postur tubuh yang tegap, aura intimidasinya begitu kental terasa memenuhi seluruh ruangan, tak ada satupun orang di meja rapat berani memandangnya terkecuali Vineas-tentunya.

Omega itu hanya terus – menerus memandangi Jungkook dengan menopang dagu,matanya memancarkan sorot ketertarikan yang menggebu layaknya ular menemukan tikus, sayanganya Jungkook ibarat singa.

“ persaingan dalam bisnis serupa semakin sengit beberapa bulan terakhir ini “, ujar seorang Alpha berusia awal 40 yang memimpin persentasi, “ beberapa kelompok sayap timur sepertinya berusaha keras untuk merebut wilayah kita Tuan “.

“ mereka bahkan berani menyerang tempat kita dua minggu yang lalu, mereka mengirim dua mayat yang merupakan orang kita malam tadi “. seorang yang berada di barisan kursi kanan berkata.

sejak mendengar semua laporan, tidak ada reaksi apapun yang ditunjukan, Jungkook tetap mengunci suaranya sembari mengetuk – ngetuk permukaan meja.

layar proyektor yang awalnya menampilkan tingkat persentasi pendapatan berganti dua buah gambar yang sangat menjijikan. Jungkook menaikan satu alisnya yang tebal.

“ mereka memotong delapan jari orang kita dan menyisakan bagian jari tengah “. ujar si Alpha berusia 40 itu, “ dan sebuah surat yang tertulis bahwa mereka telah mengeklaim wilayah itu “. menunjukan gambar surat yang dipnuhi noda darah.

Jungkook menyunggingkan seringai kecilnya , “ mengekalimnya ?, mereka ?, sejak kapan !”. kalimat terakhir bagai busur tombak pembunuh yang membuat semua orang menunduk dalam.

seketika latar suasana yang awalanya canggung berubah menjadi ancaman siaga 3. pheromone yang dikeluarkan Tuan pemimpin Jeon menekan oksigen sekitar, hingga membuat orang – orang menjadi sesak dan gemetar ketakutan.

walaupun bebrapa orang disana terdapat Alpha, namun mereka tidak bisa menandingi seberapa mengintimidasinya seorang Jeon Jungkook. mereka semua terdiam menikmati kengerian yang menyelimuti dari si sang Dominan.

~~BLACK SWAN ~~

Jimin sangat dinikmati hari – harinya tinggal di tempat Ny.Wracker, walau notabenenya ia seorang tamu yang menumpang, namun perlakuan yang didapatnya tidaklah begitu.

Ny.Wracker yang baik hati itu membebaskannya untuk melakukan apa saja selain melatih Roxane.
sudah satu minggu ia habiskan bersama Roxane dan ibunya, kesedihan akan duka kehilangan rumah dan keluarga satu – satunya sedikit demi sedikit mulai terobati.

senyum manis di wajah indahnya telah kembali sesering mungkin.
bukan melupakan, lagi pula siapapun yang mengalami kejadian mengerikan menyayat hati dan mentalnya pastilah akan membekas layaknya potongan puzel, guratan luka itu pasti membekas.

tapi apalah dayanya, selain harus tetap melanjutkan hidup seperti permohonan sang ibu untuk terakhir kalinya.

dan selama satu minggu itu Jimin menyukai kegiatan berkebun dan memasak bersama Ny.Wracker. sebagaimana yang dilakukannya siang ini.

dengan memakai topi berkerbunnya, Jimin terlihat lebih indah dari biasanya, kecantikannya seolah menyatu dengan para bunga, terlebih matahari bersinar cerah hari ini.

“ bagaimana aku lupa memperhatikan Bunga yang satu ini ?”. ujar Ny.Wracker.

“ disebelah mana bunga itu Nyonya “. Jimin menoleh kesana – kemari mencari barang saja ada bunga yang layu.

sebuah sentuhan lembut menepuk puncak kepalanya, “ bunga yang ini yang kumaksud “.

Jimin tersipu malu akan ucapan Ny.Wracker. sebenarnya wanita itu tidak ingin menggoda Jimin, namun sikap mudah tersipu si mungil tak dapat terlewatkan sehari pun olehnya.

BLACK SWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang