Cuti hanya tertinggal dua hari lagi, selama itu Jungkook benar – benar tidak menyentuh berkas pekerjaan barang secarik pun, dia menghabiskan waktu seharian dengan, berolahraga, berburu, membaca, dan berlatih tehnik pedang juga dengan Jimin tentu saja hal yang utama.
cerita dimalam Jimin mabuk, masihlah terngiang berputar di benaknya, membuat dia merenungkan kembali semua perlakuan dia yang kasar pada Jimin sebelum – sebelumnya.
tersadar, bahwa Omega itu telah melewati kesakitan juga penderitaan dalam hidup semasa remaja, terlebih membayangkan bagaimana Jimin mendapat siksaan dari sang ibu kandung yang disayanginya hampir setiap hari tanpa perlawanan juga perlindungan dari siapapun.
Jungkook kembali teringat dimana saat dia bertanya alasan mengapa Jimin selalu berani dan tidak pernah takut sedikitpun padanya, bahkan atas semua penderitaan yang dia berikan tidak pernah dilihat Jimin gentar terhadapnya.
sungguh Jungkook kagum akan ketegaran Omega mungil itu. mengetahui setelah segala hal buruk yang dialami, Jimin tumbuh menjadi pemuda yang kuat bahkan tak segan melawan ketika seseorang melecehkan.
TUK,,,TUK,,,TUK
suara ketukkan mengintrupsi lamunannya yang telah berlangsung sekitar satu jam yang lalu, dia sedang membaca buku tiba – tiba hal tentang Jimin terlintas dalam benak hingga menerawang panjang.
“ wanna go for a walk ?”.
orang yang menjadi tokoh utama dalam benaknya muncul mengintip hanya menyembulkan kepala dibalik pintu. tiada hari tanpa kesan menggemaskan yang melekat pada orang itu.
“ its too cold outside “.
“ im ready “. Jimin berdiri menampakkan seluruh tubuhnya, jaket tebal, celana jeans, sepatu boots sebatas lutut, juga topi besar putih berbulu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
melihat penampilan Jimin dengan pakaian musim dingin yang membalut tubuh mungilnya entah mengapa membuat Jungkook ingin tertawa, karena saat ini Jimin sangat persis seperti mochi.
“ wait I’ll get the keys “. Jungkook mengalah dengan mudah, walau sebenarnya ia sangat enggan keluar rumah, namun Jimin yang selalu excited sejak salju pertama turun terus saja mengajaknya untuk melakukan ini dan itu di luar.
“ tidak perlu,,, saljunya sedikit lebih lebat, halaman rumah sangat luas “.
“ baiklah “.
Jungkook memakai mantel panjang tebalnya, juga sepatu boot sebatas satu jengkal di atas tumit kaki, tak lupa syal hitam dilingkarkan pada sekitar leher.
kemudian keduanya lantas bergegas kearah halaman untuk mengelilingi rumah, Jungkook berjalan tiga langkah dibelakang, memperhatikan Jimin yang berjalan dengan semangat.
-apa ini ?, seperti ayah yang mengantar anaknya menaiki wahana kuda – kudaan.
Jimin pun sadar, bahwa bukan seperti ini yang ia maksud, ini janggal dan aneh. berhenti dan berbalik.