[disarankan menggunakan background hitam]
Gue membuka perlahan kelopak mata yang terasa berat, mencoba menyesuaikan cahaya yang ada. Ruang ini ... dinding itu ... tekstur permukaan ini? Mmmh, semuanya, bukan hal familiar buat bangunin gue dari alam bawah sadar. Berusaha meregangkan sendi yang kaku, gue merasa tubuh bagian bawah yang sulit bergerak. Menunduk, gue lupa akan Donghyuck yang masih betah jadiin paha gue bantal.
"Dasar bayi besar," rutuk gue gemas, kemudian menepuk-nepuk pelan pantat bulat Donghyuck, berharap tidurnya cukup buat menangani pengar.
Oh, iya, udah jam berapa ini?
Gue mendengus, lalu melempar pandang ke arah pintu garasi yang nggak sempat gue tutup. Di luar sana, tampak langit yang udah gelap dan aspal hitam yang terkena pancaran cahaya oranye lampu jalan. Meraih smartphone Donghyuck yang sempat terlempar di sofa, gue menilik jam di layar.
08:37 p.m.
Udah cukup malam, tapi gue lihat kedua mata pemuda Lee itu masih berpejam. Keringat yang sempat membasahi pelipis dan rambutnya nggak lagi muncul. Helai rambutnya berubah lengket. Kulit wajahnya udah nggak semerah sebelumnya. Baguslah, gue rasa, kondisinya udah membaik.
Ah, gue hampir nggak inget udah sejak kapan ketiduran. Gue cuma inget, Donghyuck yang ngelarang gue pergi. Meluk gue kenceng banget sampe gue bener-bener nggak bisa gerak. Nggak lama setelah itu, dia tertidur. Gue harus akui, gue harus nahan geli dan kebas selama beberapa saat, hingga akhirnya gue juga ikut tidur.
"Hnggg," lenguh Donghyuck dalam tidurnya.
Terkekeh jahil, gue nggak mungkin bakal melewatkan kesempatan buat mengagumi keimutan Donghyuck yang meringkuk saat ini. Sedikit ragu di awal, gue mendekat, lalu mengecup pelipis Donghyuck beberapa kali dengan lembut. Sesekali mengembangkan senyum di tiap kecupannya, gue justru ngerasa kayak seorang ibu yang menimang anak dibanding pacar yang memanjakan pasangannya. Tapi, itu bukan hal buruk. Gue justru merasa dengan cara ini, cinta gue lebih tersalurkan secara tulus.
Tunggu.
Membelalakkan mata bersamaan dengan bibir gue yang terhenti di dahi Donghyuck. Gue hampir nggak percaya sama yang baru aja terlintas dalam benak.
Apa itu tadi?
Gue?
Cin⸺ta? Cinta?!
Napas tertahan, gue mundur, lalu menatap Donghyuck lamat.
"Gue? Udah sejauh itu?" Gumam gue nggak percaya.
Sesuatu seakan menggelitik relung hati. Kagum dan suka sama Donghyuck, keduanya udah gue rasain selama dua tahun sejak pertama kali melihatnya. Hanya dengan melihatnya, gue udah ngerasa jadi orang paling bahagia sedunia. Berlebihan, bukan? Jantung gue selalu dibuat kerepotan olehnya. Tapi, cinta? Ah, mikirin semua hal itu bikin gue terus-terusan mengembang senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reloading | Lee Haechan
FanfictionSeluruh jalanan Seoul tidak mungkin tidak mengenal seorang Lee Haechan. Sang penguasa kecepatan dan hati siswi bernama Choi Jinju. --- Cast : Lee Donghyuck × NCT Dream × NCT 127 × OC Genre : Action, school life, and fluff Rated : 16+ Non-baku Season...