47

1.2K 285 28
                                    

[disarankan menggunakan background hitam]

Udara bergerak cepat, mengiringi laju kelima motor yang masih bersaing di medan balap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udara bergerak cepat, mengiringi laju kelima motor yang masih bersaing di medan balap. Jeno tanpa aba-aba berakselerasi, berhasil mendahului Mark dan menyatakan keunggulannya di putaran ketiga. Donghyuck secara bersamaan menyusul dan menempatkan diri di posisi kedua. Sementara, Mark di posisi ketiga, lalu disusul oleh Renjun dan Jaemin-Nami.

"Chenle-ya," panggil Jisung dengan nada datar, namun berhasil merengut atensi gue dari Chenle yang kayaknya nggak berniat memperjelas sesuatu yang sudah ia katakan. "Jadi, menurut lo, Mark hyung bakal ngambil alih posisi Renjun hyung?"

Sontak, gue beralih pada Chenle, turut mencari jawab atas pertanyaan Jisung.

"Nggak cuma Mark hyung," balas Chenle. "Kita semua bisa."

Chenle menarik napas, lalu menaruh atensinya ke lintasan, tepatnya pada Jeno.

"Setidaknya, Jeno sebenernya adalah kandidat kuat buat jadi ketua di antara kita. Itu menurut gue. Karena dia yang paling netral di antara kita, dia bisa jadi titik yang nyatuin kita semua."

Jisung sedikit memalingkan wajah, tampak mengatur napasnya yang mulai tak teratur.

"Gue bahkan nggak pernah mikir sampe sejauh itu," sahut Jisung beberapa detik kemudian, lalu mengulum bibir.

"Sedangkan, Haechan ...," lanjut Chenle dengan agak termenung, menyampaikan isi kepalanya. "Dia emang yang paling banyak bicara. Dia juga gampang banget bujuk orang lain ngelakuin sesuatu yang dia mau. Itu cukup menguntungkan buat tim kita. Tapi, gue rasa, dia bukan tipe yang mau ngambil tanggung jawab buat keseluruhan tim."

"Tunggu," hardik gue begitu mendengar berbagai penuturan Chenle dan menatapnya tajam. "Lo lagi mempertimbangkan Haechan buat jadi ketua?!"

"Gue nggak setuju," sahut Jisung cepat. "Dia anggota 127 SQUAD. Dia bahkan sempet nutupin identitasnya itu dari kita. Gue nggak percaya bakal bilang ini, tapi⸺"

Jisung melirik gue sebentar.

"⸺terkadang, Haechan hyung nggak bisa sepenuhnya bisa dipercaya."

Tercekat, napas gue tertahan. Bibir bawah gue sedikit bergetar, cukup tercengang atas perkataan Jisung yang gue sendiri nggak bisa bantah.

"Itu ada benarnya," timpal Chenle sependapat. "Gue rasa, Haechan sendiri nggak akan ambil posisi itu dan kita belum bisa percaya sama dia."

"Bagaimana dengan Jaemin hyung?" Tanya Jisung mengajukan pendapat. "Dia sangat loyal dan gampang jadi pusat perhatian. Dia bisa ningkatin popularitas kita di antara club lain, kan?"

"Memang," tanggap Chenle menyetujui. "Tapi, gue pikir, untuk situasi genting atau darurat, Jaemin hyung itu terlalu tenang, mungkin amat-sangat tenang. Gue nggak begitu suka itu, karena justru kita yang bakal jadi panik."

Reloading | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang