38

2.8K 499 204
                                    

[disarankan menggunakan background putih]

Donghyuck membawa gue melintas di koridor sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Donghyuck membawa gue melintas di koridor sekolah. Dia berjalan di depan, sementara gue melangkah tepat di belakangnya. Jujur aja, gue seneng banget bisa digandeng kayak gini sama Donghyuck. Nggak bakal gue tolak lah, tapi⸺

"Chan?" Panggil gue pelan, hampir berbisik. "Gue bisa jalan sendiri."

⸺tatapan murid-murid di sepanjang koridor bikin gue gelisah. Donghyuck menoleh.

"Nggak suka digandeng?"

Gue nggak berniat menjawab pertanyaan itu dan hanya menatap Donghyuck sayu. Ia menurunkan sorot mata pada jemarinya yang melingkar di pergelangan tangan gue. Dia menangkap sinyal resah dari gue, sebab nggak lama ia melepas genggamannya.

"Sorry," ucapnya, lalu melangkah lagi. Sedangkan, gue tetap membuntutinya.

Hampir tiga tahun, gue sekolah di sini, tapi baru sekarang gue ngerasa kayak orang asing. Bahkan, waktu jadi murid baru, nggak gini-gini amat. Gue yang nggak nyaman dengan orang-orang di sekitar, akhirnya milih buat jalan sambil lihat ke bawah, tepatnya pada gerak kaki pemuda di depan. Gue cuma nggak pengen otak gue berspekulasi yang enggak-enggak soal tatapan mereka.

 Gue cuma nggak pengen otak gue berspekulasi yang enggak-enggak soal tatapan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ju-ya."

Tuk.

"Aw," keluh gue kala jidat gue membentur punggung Donghyuck. Aish, kenapa berhenti tiba-tiba, sih?

"Jalan tuh, yang bener. Makanya, lihatnya ke depan," celoteh Donghyuck sembari menahan kekehan begitu melihat gue mengusap-usap dahi.

"Nggak sengaja," balas gue sekenanya sambil menyembik kesal.

"Duduk," ajak Donghyuck yang sebelumnya udah menaruh kotak bekal kami di salah satu meja. Begitu dia duduk, gue turut duduk di hadapannya. Ah, gue masih nggak ngerti kenapa Donghyuck tiba-tiba minta gue makan sama dia di sini? Emang apa bedanya sama di kel⸺

"Lumayan," ucap Donghyuck seraya menempelkan telapak tangan kanannya pada leher gue. Pelan-pelan naik ke pipi, kemudian berakhir di dahi gue.

Napas tercekat dan mata terbelalak. Setengah dari saraf gue kayaknya berhenti mendadak.

Reloading | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang