57

976 135 36
                                    

[disarankan menggunakan background hitam]

Donghyuck dan Jungwoo tampak saling bertukar obrolan di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Donghyuck dan Jungwoo tampak saling bertukar obrolan di sana. Sedangkan, gue dibuat menghela napas setelah melampiaskan kedongkolan di sini. Kalau nggak ngeselin bukan Donghyuck namanya, jadi gue sebenernya udah nggak heran. Yah, tanpa gue sadari, teriak-teriak itu udah jadi kebiasaan tersendiri tiap sama dia. Pantes aja Mark paham sama situasi gue, dia pasti udah kenyang sama kelakuan Donghyuck yang menguji kesabaran. Ah, jadi inget, masih ada Mark di sini.

"Mark," panggil gue hendak melempar tanya mengingat obrolannya dengan Donghyuck beberapa saat lalu. "Kumpul full team? Maksudnya 127, kan? SERIUSAN?! MEREKA DI SINI?!"

Mark mengangguk, sedangkan gue dibuat melotot dan mengangga takjub. Tetep aja nggak percaya padahal udah terkonfirmasi benar.

"Lagi ada apa emang?" Tanya gue nggak sabaran yang mendadak kepo, larut akan suasana hangat kumpul anak muda. "Apa hari ini agenda rutin kalian? Ngerayain sesuatu? Atau ... nongkrong aja?"

"Itu bukan urusan lo," jawab Mark terkesan ketus, tapi gue pahami bukan bermaksud menyinggung perasaan. "Gue justru mau nanya sama lo."

"Nanya apaan?"

"Lo nggak takut?"

Gue terbungkam sejenak begitu Mark bertanya cepat. Di balik nada datar yang keluar dari bibirnya, gue menangkap kekhawatiran.

"Gue heran aja," lanjut Mark sambil menarik salah satu sudut bibirnya. "Lo malah kelihatan antusias banget, bahkan setelah⸺"

Mark terdiam sejenak. Sorot matanya yang terarah linier pada gue seakan sedang menyalurkan telapati dan kayaknya gue emang bisa nangkep sinyal itu.

"⸺lo tau, kan?"

Ancaman? Penembakan? Penculikan? Itu, kah, yang dia maksud?

"Lo pasti nggak tau, mungkin juga nggak nyangka, tapi gue ini sebenernya salah satu fans kalian," ungkap gue berbangga hati, menjelaskan alasan di balik sikap gue yang bikin Mark heran. "Sebelum semua ketegangan antara lo sama gue, ataupun reload sama 127, gue sekedar tau lo lewat live streaming situs balapan kalian. Waktu pertama kali lihat lo sama Yuta di sirkuit reload, gue takut. Gue tau sehebat apa skill kalian. Tapi, gue juga seneng, karena bisa lihat lo secara langsung yang notabene anggota riding club yang gue kagumi, walau w-waktu itu lo ... nyeremin."

Gue meringis canggung begitu bercerita secara jujur perspektif gue pada Mark.

"Mark," panggil gue melanjutkan obrolan kami. "Gue nggak tau apa yang terjadi di dalem club kalian yang besar ini, tapi gue tau, nggak semua dari kalian jahat, bahkan mungkin⸺"

Tiba-tiba aja, gue teringat sosok Taeyong yang duduk di meja panjang bar. Sosok yang berbeda sebelum dia menargetkan gue sebagai musuh. Dia sangat ramah, bahkan secara terbuka nanggepin gue yang fangirling-in dia.

Reloading | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang