08

4.2K 761 386
                                    

[disarankan menggunakan background putih]

Pagi ini, gue sampai di sekolah mepet jam masuk dan mengharuskan gue berlari sejak masuk gerbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, gue sampai di sekolah mepet jam masuk dan mengharuskan gue berlari sejak masuk gerbang. Ada tiga alasan gue hampir terlambat. Pertama, gue enggak bawa motor. Kedua, gue bangun kesiangan. Ketiga, tidur gue enggak tenang karena―

Lo bakal jadi incaran 127 SQUAD.”

―perkataan Huang Renjun masih berputar jelas di telinga gue. Aish, memikirkan hal itu kembali membuat kepala gue pusing. Oke, fokus, sekarang gue harus masuk kelas. Gue melebarkan langkah untuk segera sampai. Napas gue masih terengah saat gue baru saja duduk di tempat.

“Jinju. Renjun. Jaemin. Ikut saya ke ruang guru!” Titah wali kelas kami, Byun Baekhyun, yang tanpa gue sadari udah berada kelas. Gue sontak melotot, lalu mendengus lemah dan mengikuti Byun ssaem. Gue, Jaemin, dan Renjun berjalan beriringan. Tapi, eksistensi Renjun paling membuat gue menahan tawa.

“Renjun-ah, rambut lo kenapa?” Tanya gue  dengan volume suara yang rendah sembari menaruh atensi pada rambut pirang dengan highlight berwarna ungu-pink-biru-oranye, seperti permen gulali. Renjun kemudian membalas dengan tatapan malas dan mengetatkan rahangnya, sepertinya berusaha menggertak gue, tapi gue justru semakin geli melihatnya.

 Renjun kemudian membalas dengan tatapan malas dan mengetatkan rahangnya, sepertinya berusaha menggertak gue, tapi gue justru semakin geli melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu memasuki ruang guru, gue terkejut karena mendapati seorang  Lee Donghyuck di sana. Pemuda itu sedang berhadapan dengan wali kelasnya, Kim Taeyeon. Byun ssaem dan Kim ssaem berdiri di hadapan kami berempat. Byun ssaem lantas mulai membuka mulut dengan tenang, “Jinju dan Jaemin, kenapa kalian belum mengganti warna rambut kalian?!”

“Belum sempat ke salon, ssaem,” balas Jaemin dan membuat gue menoleh ke arahnya. Jawaban yang bagus menurut gue dan terdengar sangat jujur, tidak ada salahnya untuk mengatakannya.

“Saya juga, ssaem,” tambah gue cepat.

“Renjun-ssi,” panggil Byun ssaem dan mengarahkan atensi pada pemuda itu. “Kamu adalah murid yang selalu juara kelas dan patut dijadikan teladan. Tapi, kenapa rambut kamu seperti ini?!”

Reloading | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang