06

4.2K 869 239
                                    

[disarankan menggunakan background hitam]

[disarankan menggunakan background hitam]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue terpaku. Tatapan tajam milik Mark Lee seakan telah membunuh gue di tempat. Padahal, pemuda Lee itu sepertinya nggak kenal gue. Suaranya yang rendah ketika memanggil nama gue tadi berhasil membuat gue bergidik ngeri. Namun, gue dapat tenang sejenak saat merasakan cengkraman tangan Donghyuck yang mengetat pada telapak tangan kala Mark menatap gue.

Hyung mau bertanding?” Tanya Donghyuck dengan suara yang tenang, namun sedikit menggertak. "Lawan gue aja."

Mark merekahkan senyum, “Elo bukan lagi pembalap nomor satu di sini. Malem ini, gue cuma mau tanding sama orang ranking satu.”

“Oh, ayolah, Hyung,” sahut Donghyuck cepat dengan menahan kekehannya. “Elo aja belum pernah ngalahin gue selama jadi anggota reload.”

Senyum di wajah Mark menghilang dalam seperempat detik, digantikan dengan tatapan menyalang yang terarah linear pada Donghyuck.

“Lo boleh ketemu sama Choi Jinju dan tanding lawan dia, kalau udah bisa ngalahin gue,” tantang Donghyuck yang sontak membuat gue mendelik. Secara nggak langsung, gue tau, kalau Mark belum tau identitas gue.

“Haechan …,” panggil gue lemah, kemudian menangkup tangannya yang masih setia menggenggam gue. Dia masih bergeming dan nggak melepas pandangannya dari Mark.

Mark berdecih, lalu berkata, “Kalau begitu, mari mulai pertandingannya.”

Mark setuju?! Batin gue panik.

“Gue juga bakal ikut,” sahut pemuda di sisi Mark.

Apa?! Pekik gue dalam hati.

Donghyuck mengeluarkan seringainya, “Baiklah. Kalau gitu, gue bakal habisin kalian berdua!”

“Haechan―” panggilan gue tercekat, sembari menatap nanar Mark dan kawannya yang berlalu dari garis start, mempersiapkan diri untuk putaran balap selanjutnya.

“Ju-ya?!” panggil Donghyuck sembari memutar tubuhnya dan kini bersitatap dengan gue. “Gue pinjem motor lo.”

“Apa?!” Jerit gue seraya menatap gelisah setiap fitur wajah Donghyuck. Pemuda itu mengangkat tangan kami yang masih saling menggenggam.

“Gue mohon sama lo,” ucapnya selembut mungkin. Gue sama sekali belum mengerti, kenapa tiba-tiba dia meminta pakai motor gue buat bertanding?

"Motor gue sama elo beda. Elo belum pernah pake motor gue," tutur gue gelisah. "Kalau elo ceroboh, lo bisa celaka."

Tak berselang lama, Renjun, Jaemin, Jeno, Chenle, Jisung, dan Nami mendekat pada kami. Mereka pun melempar tatapan cemas pada Donghyuck.

“Lo yakin ngelawan mereka sendiri?” Tanya Chenle ragu.

Reloading | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang