53

1.2K 222 28
                                    

[disarankan menggunakan background hitam]

"Sekarang, gue jadi tau kenapa Haechan beneran suka sama lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekarang, gue jadi tau kenapa Haechan beneran suka sama lo."

"Hah?"

Gue sontak mengerutkan kening begitu Mark berujar sesuatu yang menurut gue nggak nyambung sama obrolan kami sebelumnya.

"Lo ngomong apa?"

Naikin sebelah alis yang mengisyaratkan minta penjelasan lebih, Mark hanya membalasnya dengan senyum simpul dan gelengan ringan, "Bukan apa-apa. Sorry ... forget it."

Cukup kecewa atas balasan Mark, gue lantas mengambil gelas, dan menenggak air hingga habis. Terdiam, gue mendengus lemah kala potongan-potongan peristiwa hari ini melintas di kepala bak rangkaian scene di film-film. Gue nggak bisa bayangin, gimana jadinya kalo gue malah kebangun di tempat gelap berbau anyir, lalu seseorang dengan tangan berlumur cairan merah pekat lagi ngeluarin organ manusia yang ternyata punya gu⸺gu⸺

Oke, jangan dilanjutin!

Gue kayaknya kebanyakan nonton film thriller. Untunglah badan gue masih utuh. Ginjal gue nggak ilang, kan, nih? Ya, walau begitu, tetep aja kejadian tadi bikin gue gelisah. Doain aja, semoga gue nggak trauma sama halte, sapu tangan, apalagi orang. Gue masih nggak habis pikir. Dibanding bawa gue pergi sepihak, kenapa nggak ngomong baik-baik? Obat bius sama semua tali itu ... hmm ... gue rasa, gue punya hak buat ngelaporin Doyoung ke pihak berwajib.

Tap.

Mendaratkan kedua kaki ke lantai, gue lalu beranjak dari kursi. Campuran rasa marah dan kesal udah bikin gue muak. Udah cukup! Semua udah selesai. Gue udah bebas. Saatnya untuk pergi.

"Where are you going?" Tanya Mark seraya memutar tubuhnya ke arah gue.

"Pulang?" Jawab gue dengan nada tanya sebab ngerasa pertanyaan Mark sangat konyol. Setelah yang gue alamin hari ini, emang gue bakal keluyuran kemana? Lucu banget, nih, cowok. "Lo tau Doyoung naruh tas gue di mana?"

Mark bergeming.

"Mark?!"

Dia masih diem.

"Ya udah, gue cari sendiri," cetus gue nggak sabaran, lalu puter badan. "Mungkin, gue cari di tempat tadi dulu aj⸺"

Grep.

Mark menahan lengan begitu gue baru saja melangkahkan kaki. Dia beranjak pula dari kursi.

"Lep⸺asss." Gue memaksakan langkah.

Srak.

"Hei! Hei!" Seru Mark seraya menarik lengan dan bikin gue kembali gagal cuma buat jalan. "Gue belum bisa pulangin lo sekarang!"

"Gue bisa pulang sendiri," sahut gue bersikeras sambil menatapnya kesal karena terus menahan kepergian gue.

"Jinju-ya," panggil Mark yang malah meraih kedua bahu dan bikin gue sedikit terkejut. "Bisa bantu gue? Sekali ini aja?"

Reloading | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang