25

2.9K 562 343
                                    

[disarankan menggunakan background hitam]

[disarankan menggunakan background hitam]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue menilik jam di smartphone yang menunjukkan pukul delapan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue menilik jam di smartphone yang menunjukkan pukul delapan malam. Gue enggak tau keberadaan Lee Donghyuck saat ini, dia ninggalin gue setelah keluar dari kamar mandi. Dia minta gue buat nggak pergi kemana-mana sampai ia kembali. Hanya itu yang gue tau. Sorot mata gue berputar, menjelajahi ruang yang gue rasa merupakan pusat bangunan ini.

Mobil-mobil, motor-motor, suku cadang, berbagai peralatan dan perlengkapan. Tempat ini bisa disebut surganya otomotif.  Sekitar 10 meter dari sini, gue melihat pemuda bernama Kim Jungwoo yang sedang berdiri di depan sebuah mobil biru yang kapnya terbuka. Ia tampak membersihkan mesin di dalamnya. Daripada gue berdiam diri, gue pun memutuskan buat menghampiri pemuda itu.

“Hai, Jinju-ssi?” Sapa pemuda itu lebih dulu. Dia memang sudah melihat kedatangan gue sejak gue mulai melangkah. Ia menaruh selembar kain yang ia gunakan buat bersihin rangkaian mesin di tepian meja.

Gue mencoba menarik sudut bibir ke atas buat membalas sapaan Jungwoo. Sedikit sulit, mengingat Donghyuck berkata kalau dia adalah salah satu anggota 127 SQUAD. Gue sedikit menghindari tatapan matanya, lantas mengarahkan pandangan pada seperangkat logam yang bersih di balik kap mobil.

Turbocharger?” Gumam gue spontan begitu mengenali komponen di depan.

“Lo tau?” Sahut Jungwoo cepat dan tanpa sengaja gue langsung menatap dirinya. Seperti tersengat, entah kenapa gue kaget begitu sorot matanya bertemu dengan gue.

Gue mengangguk canggung, menanggapi pertanyaan Jungwoo barusan, “Sedikit.”

Dia tersenyum ramah dan menciptakan suasana akrab yang nggak bisa gue jelasin dengan kata-kata. Bagaimana mungkin ada orang yang memiliki aura hangat seperti dia?

“Kenapa nggak pakai supercharger buat dopping-nya? Bukannya supercharger lebih mulus dan nggak nge-lag?” Tanya gue yang penasaran.

Senyum di wajah Jungwoo melebar.

“Lo bener,” balasnya. “Input throttle-nya turbocharger emang nggak langsung, jadi bakal ada lag.”

Reloading | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang