02

6.6K 933 362
                                    

[disarankan menggunakan background hitam]

[disarankan menggunakan background hitam]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kya! Lee Haechan! Pengecut lo!”

Gue berteriak pada pemuda ber-bomber merah yang berjalan sekitar lima meter dari gue. Dia adalah Lee Donghyuck, pemuda yang beberapa saat lalu kalah balapan motor melawan gue. Gue tau, Donghyuck pasti dongkol, tapi gue kan nggak salah. Gue cuma minta dia jadi pacar gue, kan enggak susah.

“Lo mau minta duit berapa, sih? Gue kasih!” Donghyuck berbalik dan langsung menyahut gue dengan raut muka yang kesal.

“Gue nggak butuh duit lo! Gue, kan, udah bilang, gue mau lo jadi pacar gue!”

“Cewek gila lo, ya?!”

Donghyuck malah ngatain gue. Keningnya mengerut dalam, memperlihatkan betapa herannya Donghyuck atas permintaan gue.

“Eh, denger!" Sentak gue yang mulai naik darah. "Kalo lo enggak mau. Gue bakal bilang ke Renjun kalo lo ngelanggar aturan reload dan gue bakal kasih tau satu sekolah kalo lo cowok pengecut!”

Gue melontarkan ancaman sambil menyilangkan tangan di depan dada, sedangkan Donghyuck mendengus kesal. Katanya pemenang bisa minta apa aja? Ya, mau-nggak mau dia harus nurutin gue dong!

“Banyak bacot lo!” Cela Donghyuck, kemudian berjalan ke arah gue dengan cepat, kemudian tanpa basa-basi menarik rambut panjang gue.

“Aw!” Pekik gue sembari menahan tangan Donghyuck yang mencengkram helaian rambut gue. “Lepasin!”

Donghyuck menyeringai dan bertanya ketus, “Lo mau pacaran sampe kapan, hah?”

“Se-setahun?” Tawar gue sambil menahan rasa sakit di pangkal kepala gue. Namun, justru Donghyuck menariknya lebih kencang lagi.

"Aw!"

“Emang beneran gila lo! Nggak! Masak gegara sekali kalah balapan, gue tersiksa setaon! Nggak!” Tolak Donghyuck mentah-mentah. “Sehari!”

Gue langsung melotot, “Kya! Yang bener aja?! Gue persiapin motor gue buat balapan sama elo tuh, paling enggak seminggu. Rugi dong gue.”

“Ya udah, kalo gitu seminggu aja! Puas?! Biar kita impas,” ucap Donghyuck dengan suara yang lebih rendah dari sebelumnya.

Pemuda Lee itu lantas melepas genggamannya dari rambut gue. Sementara, gue diem bentar, menimbang-nimbang terlebih dahulu. Gue pikir-pikir, ide Donghyuck boleh juga. Gue akhirnya mengangguk dan menyetujuinya.

“Tujuh-hari-penuh,” ujar gue dengan penuh penekanan sembari merekahkan senyum, lalu Donghyuck hanya mengangguk pelan, acuh.

Tak berselang lama, suara deru mobil terdengar oleh indera pendengaran kami. Sontak atensi gue dan Donghyuck beralih, berusaha mencari sang pembuat keributan. Ternyata, sebuah Nissan GT-R biru menghampiri kami, lalu menurunkan kaca mobilnya begitu berada di samping.

“Eh, pasangan baru!” Sapa seseorang di balik kemudi. Ia pemuda berjaket biru yang gue kenali bernama Zhong Chenle, siswa yang satu kelas dengan Donghyuck. Pemuda Lee itu lantas menatap bergantian gue dan Chenle.

“Wah, elo sengkongkolan sama nih cewek gila?!” Pekik Donghyuck yang seketika membuat gue terpejam, meresapi kuping gue yang memanas.

"Nama gue Jinju. Choi Jinju!" Balas gue geram, karena sejak tadi Donghyuck terus menerus menyebut gue cewek gila.

Gue heran aja, sedari tadi Donghyuck kayak nggak ada capek-capeknya berkoceh dengan suara yang tinggi. Tetapi untuk urusan persengkongkolan, perkataan Donghyuck memang benar. Gue emang minta bantuan Chenle buat bisa ikut balapan di tempat ini dan merencanakan pertandingan tadi.

“Udah, terima aja, sih, Hyung. Rejeki lo itu,” celetuk Chenle dan membuat Donghyuck memutar bola matanya. “Udahlah, ayo, ke markas. Udah ditungguin anak-anak.”

“Gue boleh ikutan nggak?” Tanya gue dengan memperlihatkan muka penuh harap ke arah Chenle.

“Boleh dong,” jawab Chenle segera. “Elo, kan, pacarnya Haechan Hyung.”

Yes!” Gue berlonjak girang, lalu menarik tangan Donghyuck secara sepihak, hendak memasuki mobil Chenle. Namun, Donghyuck justru menarik balik tangan gue lebih kencang dan memaksa gue buat bersitatap dengan pemuda itu.

"Ngapain elo mau masuk mobil?" Tanya Donghyuck cepat, yang jelas bikin gue kaget karena perubahan nada suara yang terkesan ramah. Gue masih diem, tidak menanggapi pertanyaan Donghyuck karena terpaku pada iris kecoklatan pemuda itu.

"Pake motor gue. Elo bakal gue bonceng." Sontak kedua mata gue membola, karena lebih terkejut dari sebelumnya. "Elo mau jadi pacar gue, kan?"

bersambung ...
29/04/2020

29/04/2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reloading | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang