22

2.7K 589 369
                                    

[disarankan menggunakan background cream]

Matahari sedang perjalanan menuju ufuk barat, sedangkan gue sedang perjalanan menuju rumah Lee Donghyuck

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sedang perjalanan menuju ufuk barat, sedangkan gue sedang perjalanan menuju rumah Lee Donghyuck. Terima kasih pada Zhong Chenle yang akhirnya mau ngasih tau alamatnya. Gue semakin enggak sabar buat ketemu si doi.

Sebelumnya, gue sempet mampir swalayan, sekedar membeli susu kotak. Sejujurnya, gue bingung mau ngasih apaan, kayak obat, buah, atau lainnya buat Donghyuck. Pikir gue, yang penting tau keadaan dia aja, kan? Lagian, di rumah pasti udah tersedia semua keperluannya.

"Bener, nggak, ya?" Gumam gue sambil menghentikan laju motor di seberang sebuah rumah. Awalnya, gue ragu buat memasuki kompleks perumahan elit ini. Bukan apa-apa, hanya masih asing aja lihat jejeran rumah modern yang mewah-mewah gini. Gue lantas menilik ponsel, memastikan kalau gue enggak salah tempat.

 Gue lantas menilik ponsel, memastikan kalau gue enggak salah tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sret.

Atensi gue beralih, mendapati seorang perempuan dengan potongan rambut bob sedang menutup pintu garasi. Gerbang rumah itu terbuka. Sebuah mobil terparkir di depan garasi. Berdasarkan GPS, rumah itu adalah rumah Donghyuck. Gue pun segera turun dari motor dan menghampiri perempuan itu untuk memastikan.

"Permisi," sapa gue canggung. Perempuan itu membalikkan badan. Sebuah kaca mata persegi yang bertengger manis di pangkal hidung membuatnya terkesan berwibawa. "Apa benar ini rumahnya Haechan? Maksud saya, Lee Donghyuck."

"Iya, benar," jawab perempuan itu. Suaranya yang sangat lembut membuat gue terhenyak untuk beberapa saat. "Kamu siapa?"

"A-ah, saya⸺" Bibir gue menatup, menimbang sejenak perkataan gue. "⸺teman sekolahnya Haechan."

Perempuan itu memiringkan kepala. Atensinya tertuju pada name tag gue.

"Choi Jinju?"

Sorot mata perempuan itu naik, ia menatap gue intens. Gue tercekat, entah mengapa rasanya seperti terintimidasi dengan iris kecoklatan yang cerah itu.

"Ah ... jajangmyeon!" Pekik perempuan itu tiba-tiba.

Gue mendelik. Tunggu dulu, perempuan ini⸺

Reloading | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang