09

4K 750 456
                                    

[disarankan menggunakan background putih]

Langit cerah dengan embusan angin yang sejuk menemani perjalanan gue dan Lee Donghyuck menuju rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit cerah dengan embusan angin yang sejuk menemani perjalanan gue dan Lee Donghyuck menuju rumah. Rok seragam gue sesekali tersibak, tapi gue enggak khawatir, karena gue adalah murid perempuan yang selalu pakai celana legging panjang, meski bukan di tengah musim dingin. Alasannya jelas, karena gue hampir setiap hari berkendara motor untuk berangkat dan pulang sekolah.

Presensi motor sport merah dengan gadis berseragam SMA yang membawa seorang laki-laki sebagai tumpangan, rupanya menarik perhatian banyak orang. Sejak keluar dari area parkiran, gue pasti mendapati satu-dua orang yang mengarahkan pandang, bahkan tak segan menunjuk ke arah kami. Mungkin pemandangan seperti ini jarang sekali mereka lihat. Tapi, gue nggak peduli dan terus melaju.

"Ju-ya, apa masih jauh?" Tanya Donghyuck dengan sedikit mencondongkan badannya setelah beberapa menit hanya diam dan menikmati perjalanan.

"Enggak," jawab gue segera. "Tuh, di depan."

Motor yang gue kendarai mulai menurunkan kecepatan begitu mendekati rumah dua lantai yang terletak di persimpangan jalan. Gue masuk ke dalam gang yang merupakan selisih antara rumah gue dan gedung di sebelah. Begitu turun dari motor, Lee Donghyuck tampak mengendarkan pandang, mungkin sedang mencoba mengenali daerah ini.

“Keluarga lo punya rumah makan?” Tanya Donghyuck begitu gue berdiri di sebelahnya.

Gue mengulas senyum dan mengangguk ringan.

“Ayo,” ajak gue lalu berjalan lebih dahulu menuju muka rumah berupa kedai ini. Pukul setengah empat sore begini, hanya ada beberapa pengunjung yang datang, karena mereka memang lebih sering memadati tempat ini ketika jam makan siang dan malam hari. Gue perhatikan, Donghyuck kembali mengendarkan pandang ketika memasuki ruangan.

“Black Pearl?” Gumam Donghyuck sembari membaca tulisan yang paling banyak tertulis di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Black Pearl?” Gumam Donghyuck sembari membaca tulisan yang paling banyak tertulis di sini.

“Menu andalan di sini adalah jajangmyeon,” terang gue pada Donghyuck soal alasan nama tempat ini adalah black pearl. Mie hitam memang menjadi daya tarik utama kedai ini.

Reloading | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang