Petak 2

912 145 11
                                    

Happy reading!
.

.

.

Kelas masih sepi, terlalu pagi bagi seorang Fajri untuk sampai sekolah jam segini. Yang terpenting harus siapkan mental untuk digranat si Fenly

"Tumben berangkat pagi" sapa Fenly yang baru saja datang.

"Nggak perlu gue jawab!" acuhnya.

"Untung Lo masih bisa liat gue!" lanjutnya.

Fenly yang mendengar pun kaget, bingung apa maksud Fajri berbicara seperti itu.

"Mansut Lo apaan, emang Lo mau dikirim ke LN?" ceplos Fenly yang ternyata diangguki Fajri.

"Wehh gila lo, enak banget jadi Lo ke LN segampang itu!" seru Fenly iri pada sahabatnya.

Tidak ada sahutan lagi dari Fajri, kenapa orang selalu mengganggap menjadi dirinya itu seru. Dia saja ogah, kalau bukan karena dia anak tunggal udah minggat kali dari dulu.

Apalagi punya ibu yang suka mengatur, itu sangat menyebalkan bagi Fajri yang usianya sudah remaja menginjak dewasa. Butuh kebebasan, tapi dia juga butuh orang tua yang selalu ada disampingnya.

***
Jam istirahat, mereka berempat kumpul di kantin. Walaupun Zweitson dan Fiki tidak sekelas dengan Fajri dan Fenly, sudah menjadi rutinitas setiap istirahat pasti kumpul di kantin.

Tengah asik menikmati makan dan bersenda gurau, tiba-tiba pengeras suara bunyi, mungkin saja akan ada pengumuman.

"Panggilan untuk Fajri kelas XI MIPA 1 untuk segera ke ruang piket karena ada titipan" suara itu terdengar diselurih penjuru sekolah termasuk kantin.

Semua pasang mata langsung tertuju ke arah Fajri yang tengah makan, begitupun dengan ketiga sahabatnya.

Fajri yang hampir memakan sesendok bakso tidak jadi, mood nya kembali turun. Huhhh

"Apalagi sih ini, heran deh gue! Suka cari gara-gara nih mami kalau di rumah!" decaknya.

"Ada apa Lo?" tanya Fenly juga penasaran.

"Maminya kali!" saut Fiki dengan mulut masih penuh.

"Sono buruan pergi!" usir Zweitson.

Fajri melangkahkan kakinya pergi keluar dari kantin, tetap saja sepanjang jalan menjadi objek perhatian.

Huuhhh hal seperti ini sudah biasa terjadi baginya, tak heran jika selalu menjadi tokoh publik sebagai anak manja.

***
Sepanjang jalan menuju kelas Fajri kembali diherankan dengan secarik kertas yang bertuliskan

"Mami tau ini tugas kamu dan Fenly kan untuk jam terakhir, makanya lain kali dipersiapkan malam-malam ya sayang biar nggak ketinggalan

Your love
Mami"

Ternyata itu adalah tugas Fajri yang sempat tertinggal, sengaja sekali maminya melarang Fajri tadi pagi untuk mengambil. Apalagi tujuannya kalau bukan mendisiplinkan anaknya.

Ike tetaplah mami Fajri dan orang tua mana yang tega melihat anaknya dihukum padahal sepenuhnya tidak salah. Hanya saja itu salah satu cara Ike agar Fajri bisa belajar arti teratur dan teliti.

Tanpa tersadar Fajri kembali menjadi objek perhatian akibat senyum-senyum sendiri sepanjang jalan koridor.

"Ternyata galak-galak mami gue masih perhatian!" batin Fajri sedikit terkagum.

"Dihh apaan sih lebay deh mami" lirihnya setelah tersadar dan pada akhirnya membuang kertas surat tadi ke tempat sampah, lalu ia mempercepat jalannya menuju ke kelas.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang