Petak 37

805 146 12
                                    

Happy reading !!!
.

.

.

Rama dan Rima langsung keluar kamar setelah mendengar teriakan Ricky. Farhan dan lainnya yang ada di luar juga tersentak kaget mendengar teriakan Ricky.

"Siapin mobil," gusar Rama panik.

Ricky bergegas keluar menyiapkan mobil Rama. Farhan, Gilang, Shandy, Fiki, Fenly, Alana dan Celline yang sedang berberes di luar sangat terkejut dengan Ricky yang lari terburu-buru hingga membuat mereka semua terdiam dan berhenti dari berberes. Mereka semakin syok ketika melihat Rama membopong Fajri dengan tergesa-gesa menuju mobil.

"Bang jagain adek ya, mamah titip rumah!" ucap Rima tergesa-gesa mengikuti Rama.

Celline juga langsung mengikuti mereka ke mobil dan berniat ingin ikut. Hanya saja pikirannya kalut dan bingung harus bagaimana.

Untung saja Vero menjemputnya tepat waktu, jadi Celline dapat menyuruh Vero mengantarkannya mengikuti mobil Rama menuju rumah sakit.

"Ayo cepet, ikuti itu," pinta Celline menunjuk mobil rama yang kian menjauh.

Seketika itu juga Vero langsung bête, kesal, kenapa Celline bisa seperhatian dan khawatir dengan Fajri yang hanya dianggap seperti kakanya.

"Udahlah pulang aja, besok sekolah! Nanti di amuk bang Delon kamu," bujuk Vero.

"Gapeduli, yang penting aku tahu keadaan kak Aji," tolak Celline yang semakin membuat Vero tambah kesal. Hanya saja Vero berusaha menutupinya dan tenang dihadapan Celline.

"Besok saja pulang sekolah, ini udah malam. Lagian udah banyak yang jagain, nanti kamu sakit!" ujar Vero sembari memakaikan helm.

Dengan berat hati Celline nurut apa kata Vero dan langsung naik ke motor, Vero memutar kemudi dan pergi mengantarkan Celline pulang. Sebelum pergi dari rumah Fajri, Vero sempat membunyikan klakson motornya sebagai tanda pamit kepada orang-orang yang ada di teras rumah Fajri.

Tak lama dari itu, sebuah mobil hitam datang ke rumah Fajri. Kali ini fenly senang karena keluarganya telah tiba di Jakarta, sudah empat hari tidak bertemu. Zweitson keluar dari mobil langsung memeluk Fenly seketika itu juga. Semua orang yang memang masih pada berdiri di teras di rumah Fajri karena kejadian tadi langsung satu persatu salim kepada bunda dan ayah Fenly yang baru saja datang bersama Zweitson.

"Ajak gue ketemu Aji yuk," Zweitson melepaskan pelukan Fenly dan berjalan ke dalam rumah.

"Aji nggak ada di rumah," ujar Fenly seketika membuat Zweitson menghentikan langkahnya.

Muka Zweitson langsung cengo bingung, "Nanti gue ceritain di rumah, lu gak kangen gue apa?" peka Fenly.

Zweitson kembali menghampiri Fenly dan merangkulnya, "Yok pulang!"

"Pulang pulang! Belom beres nih," elak Fenly.

"Pulang aja gapapa Fen udah malem, lo juga butuh istirahat besok sekolah," sahut Farhan.

"Iya kasihan cewek lo juga kalau pulang kemaleman," sambung Fiki.

Akhirnya Fenly sekeluarga pamit pulang, hanya saja Fenly mengantarkan Alana pulang terlebih dahulu dan mobil ayahnya mengikutinya dari belakang.

***
"Pik ajak adek pulang," perintah Shandy yang langsung diangguki Fiki.

Berberesnya sudah selesai, Farhan dan Gilang juga sudah bersiap untuk pulang juga.

"Bang si Qeela udah tidur di sofa depan tv," kata Fiki yang baru saja keluar dari dalam memanggil Qeela.

"Lo sama Farhan pulang duluan aja, kayaknya gue sama dua bocah nginep disini," ujar Shandy.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang