Petak 34

660 123 8
                                    

Happy Reading!!
.

.

.

Suasana malam ini di Bandung sangat damai dan tentram. Bahkan Shandy mengajak Fenly dan Fajri untuk beli jajanan di dekat area penginapan. Sengaja Shandy melarang Fenly dan Fajri untuk belajar malam ini.

Karena menurut Shandy, belajar terus menerus juga tidak baik, otak mereka lebih butuh refreshing sebelum dipaksa bekerja keras untuk besok sore.

"Suasana yang kurindukan," gumam Fajri.

"Emang lu gk pernah ke Bandung?" tanya Shandy.

"Semenjak kakek meninggal udah gak pernah ke Bandung, udah gak ada kakek dan nenek lagi siapa yang dikunjungi,"

"Sepupu Lo lah!" saut Fenly.

"Bang Rick kan ada di Jakarta!" Fajri terkekeh.

"Sepupu Lo yang lain," timpal Fenly.

"Sepupu gue kan cuma bang Rick sama bang Febri, lagian sekarang kegiatan gue kan padat bang, sekolah, kerja, urus mami!"

"Cuti kerja Ji, diri Lo juga butuh hiburan jangan dipaksa terus," saran Shandy.

"Gue gak suka liat adek gue kecapekan, gue pingin adek gue menikmati masa muda. Kerja nanti ada waktunya," gumam Shandy.

Fajri memang bukan adik kandung Shandy, tapi ia sudah menggap Fajri seperti adik kandungnya sendiri. Apalagi Shandy sudah kenal lama dengan Fajri karena Fiki. Dan sekarang papi Fajri telah menjadi ayahnya. Jadi, Shandy merasa Fajri juga bagian dari tanggung jawabnya sebagai Kaka seperti halnya ia bertanggung jawab untuk Fiki.

"Apa sih bang, lu sendiri udah kerja semenjak SMA," bantah Fajri membuat Shandy terdiam.

"Apa bang? Lu mau bilang bantu Tante Rima? Sama bang, gue juga mau bantu mami!" lanjut Fajri penuh penekanan.

Fenly yang mulai merasakan ketegangan berusaha mencairkan suasana. Malam yang seharusnya fresh dan damai jangan sampai menjadi malam penuh ketegangan.

"Ahh udah-udah, apapun yang dilakukan sahabat-sahabat gue akan selalu gue dukung asalakan itu buat mereka bahagia," cerocos Fenly sembari menyantap siomay yang sudah mereka pesan.

"Kalau masih mau debat gapapa lanjut aja, biar malam ini gue kenyang makan siomay tiga porsi sendirian," lanjut Fenly dengan kondisi mulut penuh.

"Kalau makan diem!" ujar Shandy

"Makan di kunyah bang, kalau diem kapan habisnya. Dosa juga, makanan kok di diemin nanti sakit hati," bantah Fenly.

"Serah Lo Fen," pasrah Shandy lalu menyantap sesendok siomay.

Duduk diatas tikar sembari menikmati siomay membuat suasana malam mereka semakin nikmat. Ini juga bagian dari rencana dan proses pendekatan Shandy dengan adik tirinya yaitu Fajri.

***
Makan malam di rumah terasa sepi tanpa Fajri, walaupun biasanya memang Fajri jarang makan malam di rumah karena kerja. Tapi, malam ini Ike merasakan hal yang berbeda.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang