Petak 19

618 124 7
                                    

Happy reading!!
.

.

.

Ditempat eliminasi Fajri terlihat sangat lesu, hal ini disadari oleh Fenly. Bagaimana tidak lesu, dua hari kemarin Fajri sudah mulai bekerja.

Pastinya capek, pulang dari sekolah langsung ketempat kerja sampai jam sepuluh malam, sampai rumah lanjut belajar.

"Ji, are you okay?" tanya Fenly menepuk pelan pundak Fajri.

Memang Fajri terlihat sedikit tidak fokus karena kelelahan.

"A a a okey!" gelagap Fajri.

Sepanjang eliminasi diskusi Fenly dan Fajri sedikit terkendala, Fajri berulang kali oleng dan tidak fokus. Mungkin karena efek terlalu capek begadang semalam. Untung Fenly bisa melengkapi dan mengembalikan fokus Fajri lagi.

Akibat kelalaian Fajri, SMA Pelita harus ikut babak penyisihan sekali lagi untuk perebutan siapa yang maju ke babak terkahir nanti Sabtu merebutkan juara.

Fajri berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan ingatannya yang sempat memudar dan fokusnya yang sempat menghilang.

Di total poin terakhir, SMA pelita masuk ke babak terakhir untuk hari Sabtu, poin yang didapatkan hanya berbeda sedikit, 10 poin.

Fenly menghembuskan napas pelan, ia bersyukur bisa lolos ke babak terkahir dan akan melawan 3 SMA untuk merebutkan juara.

"Lo kenapa Ji bisa begini, gak biasa-biasanya Lo seoleng ini," heran Fenly menatap Fajri yang merebahkan tubuhnya bersandar di kepala kursi.

"Gapapa, gara-gara begadang mungkin!" ujar Fajri berbohong,matanya kali ini terpejam.

"Lain kali gak perlu dipaksa Ji, kalau cape istirahat!" gumam Fenly.

Fajri membuka matanya dan melihat ke jam tangan miliknya. Ini sudah waktunya dia untuk kembali ke cafe.

Tanpa basa-basi Fajri pamit ke Fenly dan melenggang pergi begitu saja. Fenly yang berusaha bertanya mau kemana hanya zonk tak mendapat jawaban.

***
Dua hari berlalu, belom ada seminggu Fajri sudah merasa lelah dengan kesibukannya baru-baru ini. Tapi ia berusaha kuat dan tetap semangat untuk menjalani ini semua.

Ia terinspirasi oleh Shandy yang memang sejak lulus SMP ia sudah berani bekerja ditengah kesibukan sekolahnya hingga sekarang kuliah yang padat. Shandy memang pekerja keras, ia anak sulung yang berusaha bertanggung jawab untuk dirinya sendiri dan berusaha agar tidak merepotkan mamanya sebagai orang tua tunggal.

Sabtu malam, Fajri dapat undangan acara ultah Qeela yang diadakan di belakang rumah Fiki. Namun, ia datang sedikit mepet karena harus kerja dulu. Alasannya kepada Fiki bukan kerja tapi belajar buat olimpiade. Ia menyembunyikan kepada semua orang kalau ia sekarang bekerja.

Fajri ijin untuk pulang kerja lebih dulu daripada jam biasanya dengan konsekuensi gaji dipotong,  ia kemudian bersih-bersih diri di cafe karena langsung lanjut ke acara ultah Qeela.

Kebetulan, Celline juga diundang Fiki ke ultah Qeela. Jadi Fajri berangkat berdua dengan Celline dari cafe.

Sebenarnya Fajri lelah, hanya saja ia merasa tak enak jika tidak datang. Apalagi ini adalah acara ultah adik dari sahabat dekatnya, sekalian juga refreshing setelah seharian capek sekolah dan kerja.

Sampai di tempat acara Fajri dan Celline bertemu dengan Ricky yang juga kebetulan baru datang.

"Loh diundang juga bang?" tanya Fajri saat berpapasan dengan Ricky.

"Iya, yuk bareng masuknya!" ajak Ricky

"Wihh sekarang bawa cewek nih!" lanjutnya tak kala melihat Celline berada disamping Fajri

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang