Petak 24

705 123 17
                                    

Happy Reading!!
.

.

.

"Gini lah enak gak ada musuh-musuhan!" celetuk Zweitson

Kini mereka sudah duduk kembali dan bersendau gurau. Sebenarnya Fajri sudah ingin pergi dari tempat itu dan kembali ke dapur untuk kerja. Namun, Celline melarangnya, ia memberikan kesempatan untuk Fajri kembali ke teman-temannya dulu.

"Dan Lo gak usah nolak-nolak lagi duit yang gue kasih!" sahut Ricky sembari makan kentang goreng.

Suasana seperti ini yang sudah lama mereka rindukan, kumpul bersama dan sekedar ngobrol canda ria.

"Terima aja lah Ji, gak boleh nolak rezeki. Dosa!" cerocos Farhan.

"Iya udah terima aja lagian itu duit dari bokap Lo! Gausah kerja-kerja lagi, fokus sekolah!" ceplos Gilang.

Seketika itu Gilang tersadar dan langsung menepuk jidatnya.

"Mampus gue, Ricky bisa ngamok!" batinnya.

Kenapa Gilang tidak berfikir Fajri akan marah? Karena Gilang mengira semuanya sudah tahu kalau Fajri kerja, jadi bukanlah suatu persembunyian.

Semua pasang mata tersorot tajam pada Gilang, semuanya syok!

"Bang!" teriak Zweitson tak kala mendengar Gilang yang keceplosan tentang duit itu.

Lagi dan lagi persembunyian terungkap, mereka yang tidak tahu Fajri kerja dan Fajri yang tidak mengetahui duit itu dari papinya.

"Apa maksud Lo bang?" mata Fajri mebelalak lebar menatap Gilang.

"Apa Lo bilang Lang ? Coba ulangi sekali lagi!" kini Ricky ikut tersentak kaget hingga ikut berdiri.

Dua lelaki itu menatap tajam Gilang yang masih tertunduk.

Shandy menarik tangan Ricky untuk melerai agar tidak terjadi pertengkaran.

"Berdiri Lang! coba tatap gue!" gertak Ricky.

Gilang masih mematung dalam duduknya.

"LANG!" Ricky semakin maju ke arah Gilang.

Farhan dengan sigap berdiri dan sedikit memundurkan badan Ricky agar tidak terpancing emosi.

"Maaf Rick gue keceplosan," lirih Gilang menunduk, tidak berani ia menatap Ricky.

"Bang yang lu bilang benar?" tanya Fajri memastikan semua ucapan Gilang.

"Bukan itu, tapi kalimat terakhir yang lo ucapkan!" tajam Ricky nada bicaranya masih tinggi

"Duh mampus gue kenapa bang Lang bisa tahu kalau gue kerja," batin Fajri panik.

"Jangan sampai terbongkar," gerutunya

"Iya Ji!" lirih Gilang

Fajri kembali lagi dikagetkan dengan jawaban Gilang, ia merasa bersalah kembali. Pasalnya ia sudah menuduh papinya yang tidak bertanggung jawab atasnya, tapi apa ? Selama ini papinya masih bertanggung jawab. Disisi lain, ia juga kecewa kenapa papinya tidak memberikan langsung dan sekedar bertemu dengannya. Bahkan Ricky juga tidak bilang kepadanya.

"Lang jawab gue!" bentak Ricky, bahkan ia sudah melupakan rahasianya tentang uang hanya karena kalimat terakhir yang sudah keluar dari mulut Gilang.

"Gue kan udah jujur Rick!" protes Gilang, kini ia sudah berani menatap Ricky bahkan juga beranjak dari duduknya.

"Bukan itu, tapi maksud kalimat terakhir Lo!" kata Ricky membuat Gilang sedikit bingung hingga mengernyitkan dahinya.

"Bang bener yang dibilang Bang Lang?" tanya Fajri menatap Ricky. Fajri memegang lengan Ricky dan sedikit memiringkan badan Ricky hingga menghadapnya yang semula menghadap Gilang

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang