Petak 11

680 126 0
                                    

Happy reading!!
.

.

.

Dua Minggu berlalalu, kini suasana tempat turnamen sudah ramai sekali dengan para peserta dari berbagai sekolah, begitu juga dengan supporter dan penonton yang sudah memenuhi tribun.

"Andai papi juga ada di sini!" batin Fajri terisak tak kala melihat ke arah tribun penonton hanya ada maminya dan kawan-kawan.

"Gapapa Ji, mungkin papi Lo ada kerjaan yang gak bisa ditinggalin," ujar Zweitson menenangkan Fajri, ia peka dengan raut wajah kekecewaan seorang Fajri. Zweitson juga tahu siapa yang dicari oleh Fajri walaupun ia tidak mengatakannya.

"Ini mimpi Lo, Lo harus semangat! Tunjukan pada semua orang Lo hebat!" Fiki juga berusaha menguatkan Fajri.

"Lo gak liat siapa yang berdiri di sebelah bang Ricky?" tanya Zweitson menunjuk ke arah tribun

"Mami gue!" jawab singkat Fajri melihat maminya duduk lemas di tribun dan orang-orang yang menyemangatinya dengan mengepalkan tangan.

"Lo mau ngecewain mami Lo yang sudah kesini demi mendukung Lo, Lo juga tau kan mami Lo lagi sakit! Yakin mau menyerah?" Zweitson mulai mengarahkan Fajri agar pikirannya lebih terbuka dan tetap semangat!

"Masa gara-gara satu orang Lo mau menghancurkan harapan orang-orang yang disana! Bukannya Lo yang kekeh mau membawa tim basket SMA kita maju Ji!" kali ini Fiki angkat bicara. Mulai tampak semangat dari dirinya.

"Huhhh gue bisa," antusias Fajri.

"Gitu dong!" Kompak Fiki dan Zweitson menepuk pundak Fajri.

***
Permainan di babak kedua antara SMA Pelita melawan SMA Angkasa seri, sedangkan waktu yang tersisa hanya tinggal sedikit. Di tribun suara penonton dan pendukung masih bersorak-sorak untuk terus mendukung tim jagoan mereka.

Begitupun dengan tribun pendukung SMA Pelita bersorak-sorak kencang.

"GO SMALITA! GO SMALITA GO!"

"SMALITA PASTI BISA!"

Sorak terdengar dari tribun pendukung SMA Pelita, SMALITA adalah sebutan bagi SMA itu.

Coach masih terus memberi aba-aba strategi untuk tim, begitu juga dengan tim Fajri yang masih terus berusaha mengalahkan SMA Angkasa, persaingan masih terjaga ketat dan tak ada yang lengah sama sekali.

Di dua menit terakhir Fajri berhasil mendapatkan bola basket dari tim lawan. Ia berlari dengan sekuat tenaga ke arah ring, semua kawannya pun mengikuti Fajri guna berjaga-jaga. Tim Angkasa juga tak mau kalah, menjaga area mereka dengan ketat.

Brukk
Ricky menangkap perempuan itu hingga jatuh terduduk di tribun. Seketika semua penonton dan pemain mengarah padanya.

Refleks Fajri melepaskan begitu saja bola basket dari cengkeraman tangannya.

"Ji....," Semua pemain berteriak ke arah Fajri, sepertinya Fajri lengah akibat kejadian itu.

Fiki langsung lari untuk menyambar bola agar tidak diambil tim Angkasa. Efek dari terlalu kencang dan kondisi lapangan yang sedikit licin, Fiki terpleset dan terjatuh. Untung bola sudah diambil dan langsung dilemparkan ke Zweitson.
Zweitson melempar jauh ke ring dan akhirnya,"Yeyyyyy!"

"Prittttt" peluit selesai sudah ditiup oleh wasit, tandanya permainan telah usai dan dimenangkan oleh tim SMA Pelita.

Semua bersorak gembira atas kemenangan itu, hingga membuat Fajri tersadar dari lamunannya. Ia langsung membantu Fiki untuk berdiri setelah tau Fiki sedang jatuh di sebelahnya.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang