Petak 10

754 131 4
                                    

Happy reading!
.

.

.

Siang ini sepulang sekolah, Fenly dan ketiga sahabatnya untuk nongki di cafe. Entah apa yang sedang direncanakan olehnya.

"Surprise!" teriak Fenly, Fiki, dan Zweitson tak kala sampai di ruangan sebuah cafe yang ternyata spesial dipesan Fenly, Zweitson, dan Fiki.

Dengan dekorasi sederhana di dinding dengan tulisan HAPPY BIRTHDAY dan angka 17 serta balon-balon sedikit. Ini disiapkan mereka untuk perayaan ultah sekaligus kesembuhan Fajri yang membuat mereka akhirnya bisa berkumpul kembali.

Fenly dan kawan-kawan menggiring Fajri ke meja yang sudah ada kue ulang tahun, terpancar sedikit senyum manis dari bibir Fajri namun seperti terikat beban hingga tidak bisa menampakkan senyum lepas.

Teringat betul tahun-tahun sebelumnya, dimana ultahnya adalah momen paling seru dalam hidupnya karena dirayakan besar-besaran dan pasti diajak pergi liburan keluarga. Tapi ultah kali ini hanya ada ucapan dan kue sederhana yang diberikan maminya tengah malam tanpa sebuah kado mahal.

Setelah semuanya bernyanyi, kini saatnya tiup lilin. Seperti biasa sebelum tiup lilin pasti doa, entah apa yang ada di dalam doa Fajri hingga ia menitihkan air mata, pasti sangat dalam sekali. Sahabatnya yang melihat hanya diam mematung dan sedikit berkaca-kaca.

"Bahkan di hari spesial Lo, Lo masih menitihkan air mata Ji," batin Fiki terisak namun tak sampai menangis.

"Gua harap Lo kuat Ji buat lewatin ini semua! Jangan nyerah ya kawanku!" sepenggal doa dalam batin Fenly.

"Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu kawan!" secercah doa dari Zweitson dalam hatinya.

Fenly, Fiki, Zweitson, dan semua orang disekitar Fajri sudah tahu bagaimana kondisi keluarga Fajri saat ini yang sudah tidak menyatu lagi.

Fajri akhirnya mengusap air matanya dan mengipas-ngipas lilinnya sampai padam. Satu persatu ketiga sahabatnya mengucapkan selamat ultah dan berpelukan erat berempat.

"Selamat ulang tahun kak Aji!" ucap gadis cantik yang tak lain adalah Alana, pacar Fenly.

"Terimakasih!" ujar Aji seraya menjawab jabat tangan dari Alana

"Udah jangan kelamaan, ayo makan!" ujar Fenly memecahkan suasana jabat tangan Fajri dan Alana. Ia melepaskan salaman mereka berdua, sepertinya cemburu.

"Berterimakasihlah sama my doi dan temennya yang sudah persiapin ini!" ucap Fenly sembari bersiap-siap untuk makan

"Loh iya, temen Lo mana kok nggak ikut makan?" tanya Zweitson yang telah menyadari temen Alana tidak ada

"Lah iya, kemana?" kali ini Fenly ikut bertanya ke Alana.

"Lagi di toilet, tadi sempet ketumpahan minuman sedikit di bajunya!" jelas Alana

"Nah itu dia!" Alana menunjuk ke arah gadis cantik yang sedang berjalan menuju ke ruangan yang khusus mereka pesan

"Maaf telat!" ujar gadis cantik itu tepat di belakang Fajri duduk.

"Yaudah duduk situ aja samping yang ulang tahun!" sahut si Fiki menunjuk tempat kosong sebelah Fajri

Fajri pun langsung berdiri supaya temen Alana bisa masuk untuk duduk, tak mungkin jika seorang cewek dibiarkan harus ngelangkahin kursi duduk.

"Loh!" ujar pelan teman Alana.

Mereka berdua terkejut saat saling berhadap-hadapan. Begitupun dengan Fenly, Fiki, Zweitson, dan Alana pun ikut terkejut ketika melihat ekspresi mereka berdua seolah sudah kenal.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang