Petak 27

660 114 4
                                    

Happy reading!!
.

.

.

Fajri memasuki cafe dengan santai, kali ini ia lebih terlihat sedikit segar daripada kemarin siang yang kusam dan tertekuk.

"Dari mana kak, tumben jam segini baru datang?" sapa Celline yang tengah duduk di meja kasir.

"Dari rumah Adek!" jawab Fajri santai melontarkan senyum

"Ohhh, kangen ya kak?" Fajri hanya mengangguk pelan lalu pergi menuju belakang untuk berganti pakaian, karena ia masi mengenakan seragam sekolah.

Celline menatap nanar punggung Fajri, bangga bisa kenal dengan sosok Fajri yang kuat. Bahkan dalam benaknya terbesit ingin memiliki Abang seperti Fajri yang sayang dan peduli dengannya walaupun bukan siapa-siapa.

Pernah juga terlintas di pikiran Celline, kapan Delon bisa bersikap seperti Fajri layaknya Abang yang selalu ada dan melindungi adiknya. Tapi naasnya, Delon bukanlah Fajri, Delon adalah Delon yang sangat membenci Celline karena dendam masa lalu.

Bagi Fajri sendiri, maminya adalah tempat ia pulang dan adiknya tempat ia bercerita, sedangkan kawan-kawannya adalah tempat ia berbagi tertawa dan bahagia.

***
"Mau kemana mah?" tanya Fiki saat melihat Rima keluar kamar dengan rapi.

"Pergi sebentar!" singkat Rima.

Rama yang semula duduk bersama dengan ketiga anak sambungnya di meja makan langsung berdiri menghampiri Rima.

"Mau kemana? Aku temenin ya?" bisik Rama.

"Nggak usah!" ketus Rima melepaskan genggaman Rama

"Jangan begini, dilihat anak-anak!"

Rima melirik ke arah Fiki, Shandy, dan Qeela yang sedari tadi mematung di meja makan melihat mereka berdua.

"Iya," bisiknya pasrah kepada Rama. Ia tak mau melihat anaknya kembali terluka' hanya karena masalah ini, walaupun sebenarnya sudah ada luka karena hadirnya masalah ini.

Akhirnya Rima nurut dengan Rama walaupun masih ada jarak diantara mereka berdua, tapi setidaknya lebih baik dari kemarin yang masih dingin-dinginan.

Shandy beranjak dari duduknya dan berjalan memindik-mindik, tak menunggu lama kedua adiknya mengikuti dibelakangnya karena penasaran.

"Ngapain sih Lo bang?" tanya Fiki, kini mereka mengintip di balik pintu masuk rumahnya.

"Hustt diam napa!" Shandy menonyor mulut Fiki

Setelah tau mobil yang dikendarai Rama dan Rima melenggang pergi. Shandy langsung berlari menuju bagasi mengeluarkan motor Scoopy nya.

Fiki dan Qeela juga tak mau ketinggalan, mereka berlari ke bagasi. Fiki mengambil motor sport miliknya dan Qeela membonceng di belakang.

Ternyata mereka bertiga sedang membuntuti mobil Rama yang akan pergi ke suatu tempat entah itu dimana.

***
"Tolong bilang ke Kak Aji suruh dia yang melayani private room nomor 17, jangan yang lain!" bisik Celline kepada salah satu pelayan cafe, Agus namanya.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang