Petak 15

635 125 1
                                    

Happy reading!!
.

.

.

"Mami gak usah nonton, kan baru sembuh nanti sakit lagi!" larang Fajri kepada maminya yang ngotot ingin menonton anak semata wayangnya tanding

"Mami kan mau liat anak mami menang, ya gak Rick?" Ike mencari pembelaan ke Ricky, namun Ricky justru diam mengikuti saran Fajri

"Nonton live di TV kan bisa mi!"

"Beda dong sayang!"

"Terserah, cape debat sama macan!" pasrah Fajri langsung pergi keluar rumah yang kebetulan sudah ada Farhan dan Gilang juga yang menunggu di teras. Macan itu artinya mami cantik.

Farhan dan Gilang memang berangkat dengan Ricky dalam satu mobil.

Ricky dan Ike berjalan menuju ke mobil, beda dengan Fajri yang langsung nyelonong masuk ke mobil meninggalkan maminya karena alasan maminya gak nurut dengan perintahnya.

***
"Ayah gk bisa nonton Fiki dong!" rengek Fiki

"Maaf nak, ayah ada meeting yang gak bisa ditinggalkan," Rama merasa bersalah tidak bisa nonton anak sambungnya final basket.

"Tapi ayah janji, kalau menang besok kita jalan-jalan!" rayu Rama untuk membangkitkan semangat Fiki

Fiki mengacungkan jari kelingkingnya dan Rama pun membalasnya, "Janji!"

"Siap komandan!" tangan Fiki seketika memberi hormat.

"Yuk berangkat..." ajak Fiki lalu bersalaman dengan ayahnya diikuti oleh Shandy dan Qeela

Fiki berangkat dengan Shandy, Qeela, dan Rima menuju ke tempat turnamen, sedangkan Rama berangkat menuju ke tempat meetingnya.

***
Di tempat turnamen Zweitson datang bersama keluarganya lengkap, tak lupa juga Fenly membawa Alana, kekasihnya. Ya bucin sekali budak satu itu, kemana-mana selalu bareng.

Di susul dengan kedatangan rombongan Ricky and the gang, saat sampai mereka saling saliman dan tos layaknya orang yang baru berjumpa.

Fajri clingak-clinguk seperti mencari seseorang, "Celline mana?" bisiknya kepada Alana yang ternyata terdengar oleh telinga Fenly

"Ah ciee yang nyari gebetannya!" ceplos Fenly yang langsung kena injakan kakinya oleh Fajri

"Pala Lo" spontan Fajri.

"Ada mami gue, jangan ngasal kalau ngomong!" bisikya di telinga Fenly.

Tak lama kemudian datang juga rombongan dari keluarga Shandy. Terlihat bahagia sekali malam ini bisa kumpul bareng keluarga.

Sebenarnya tetap saja ada yang kurang yaitu papinya Fajri. Tetapi Fajri sudah tak menggubris sosok itu yang telah lama menghilang dari hidupnya. Tidak benci hanya saja Fajri tak mau lagi memikirkan hal-hal yang tak ingin dipikirkan.

Jika papinya memang masih ingat dengannya pasti tau apa yang harus dilakukan. Nonton dia turnamen? Sekedar telpon aja tidak pernah, nanya kabar atau apalah kan masih anaknya.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang