Petak 33

628 120 0
                                    

Happy Reading!!
.

.

.

"Assalamu'alaikum Adek cantik!" salam Fajri di depan pusara malaikat kecilnya.

Ya, Fajri yang meminta Shandy untuk mampir ke makam adiknya sebelum berangkat ke Bandung. Selain pamit, ia juga sudah lama tidak datang ke makam adiknya karena sibuk.

Sementara Shandy dan Fenly menunggu di mobil. Bukan karena tidak mau ikut, hanya saja Fajri yang meminta agar mereka berdua tetap di mobil.

Setelah selesai membersihkan makam adiknya dan sudah terlihat cantik karena taburan bunga diatasnya, kini Fajri melanjutkan dengan memanjatkan doa.

"Cantik, kaka pamit dulu ya ke Bandung!" pamit Fajri lalu meninggalkan makam adiknya dan menuju ke mobil.

***
Bibi dengan cepat membawa segelas air putih ke kamar Ike.

"Ini bu minum dulu!" bibi membantu Ike minum segelas air yang dibawanya tadi.

Ike masih terus memegangi perutnya yang sakit, semakin kesini perutnya sering sakit. Mungkin ini akibat dari kelalaiannya dan menyepelekan obat yang jarang diminumnya.

"Saya panggilkan den Ricky ya Bu?" gusar bibi. Namun, ike menarik tangan bibi.

"Saya gapapa," ujarnya terbata-bata menahan rasa sakit.

Ricky yang awalnya ngobrol dengan Farhan dan Gilang kini masuk ke kamar Ike untuk meminta ijin ke kampus.

Toktoktok

"Tante, Iky ke kampus sebentar ya," pamit Ricky.

"Kalau ada apa-apa telpon Iky aja," lanjutnya.

"Iya, hati-hati Ky," ujar Ike menyembunyikan rasa sakitnya. Seketika itu juga ia melepaskan cengkeraman tangannya yang di perut agar Ricky tidak curiga.

Setelah Ricky pergi, Ike memilih untuk tidur dengan harapan rasa sakitnya bisa hilang. Itu yang selalu dilakukan Ike ketika perutnya merasa sakit.

***
Sekitar pukul 9 malam tiba-tiba Fiki termenung di balkon kamarnya. Menatap langit yang sepi seperti hari-harinya tanpa sahabat-sahabatnya.

Padahal baru sehari Fiki sendiri, sudah seperti berpisah berhari-hari. Memang sesolid itu persahabatan mereka, yang kemana-mana selalu bareng-bareng. Saling membutuhkan satu sama lain.

Dan disaat tidak ada salah satunya, disitulah rasa berbeda muncul. Apalagi kali ini Fiki langsung berpisah dengan ketiganya sekaligus, ya kosong.

Ditengah-tengah lamunannya tiba-tiba dia teringat sosok Fajri, kalau baru seperti ini saja Fiki sudah merasakan kesepian. Bagaimana dengan Fajri yang setiap hari sendiri sebagai anak tunggal.

Memori demi memori tentang Fajri mulai muncul diingatan Fiki membuat suasana semakin sendu.

Malam itu, malam dimana Fajri bercerita tentang keluhnya untuk pertama kalinya, selama memiliki hubungan persahabatan, Fajri tak pernah mengeluh sampai seperti itu, hanya mengeluh capek seperti layaknya orang yang lelah karena aktivitas yang padat.

-Flashback on-

Malam ini, sengaja Fenly, Fiki, dan Zweitson menginap di rumahnya Fajri untuk menemaninya karena Ricky ada keperluan di kerjaannya yang tidak bisa ditinggal.

Apalagi kondisi kaki Fajri yang belum sembuh walaupun pagi tadi sudah diurut, pastilah dia butuh teman untuk membantunya jika memerlukan sesuatu.

Kondisi Ike yang lagi kurang baik dan Fajri pun sedang menghindar sementara dari maminya karena kejadian kemarin.

Siapa yang tidak syok mendengar kabar perpisahan orang tua yang selama ini dilihatnya masih baik-baik saja dan bahkan harmonis.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang