Petak 32

625 124 1
                                    

Happy Reading!!
.

.

.

"Kak mami boleh masuk?" tanya Ike mengetuk pintu kamar Fajri.

"Masuk aja mi," jawab Fajri dari dalam kamar.

Ia tengah disibukkan mempersiapkan segala keperluan yang akan dibawanya besok untuk ke Bandung.

Setelah kerja kerasnya dan fokusnya untuk olimpiade semuanya terbayarkan, Fajri menjadi salah satu peserta yang masuk ke dalam empat besar bersama dengan Fenly juga.

Setelah drama besar tentang olimpiade yang awalnya bersih keras tidak ingin mengikuti, akhirnya Fajri memutuskan untuk mendaftarkan dirinya mengikuti olimpiade ini walaupun dengan hati yang sangat berat.

Ia melakukan semua ini demi mewujudkan mimpi maminya, demi membahagiakan maminya. Karena dulu ia belum sempat memperoleh juara satu. Kali ini ia menggunakan kesempatan dengan sangat baik, karena banyak orang yang berkorban untuknya demi olimpiade ini.

Selain itu, Fajri juga mengorbankan dirinya untuk tidak mengikuti UTS yang kebetulan jadwalnya bersamaan dengan jadwal kompetisi. Jadi Fajri berusaha sangat keras dan ingin membanggakan banyak orang terutama maminya agar semuanya tidak sia-sia.

Ike berjalan mendekat ke Fajri dan duduk di ranjang tempat tidur anak semata wayangnya. Mengamati segala gerak kemanapun yang Fajri lakukan.

"Mami kok belum tidur?" tanya Fajri sembari memasukkan pakaian ke dalam koper hitam kecilnya.

"Mau puas-puasin liat kaka sebelum pergi,"

Seketika itu juga Fajri menghentikan aktivitas berberesnya dan mendekat ke arah Ike. Fajri duduk bersimpuh dilantai, tangannya menggenggam erat Ike seperti ada sesuatu yang memberatkan hati Fajri untuk pergi.

"Mami baik-baik ya di rumah," lirih Fajri. Ia menyandarkan kepalanya di pangkuan Ike.

Ike mengelus pelan surai hitam Fajri, "Mami gapapa, Kaka baik-baik juga ya disana!"

"Mami gapapa kan Aji tinggal, tapi nanti ada bang Rick yang bakal jagain mami,"

Ike tertawa kecil, ternyata Fajri yang sekarang bukanlah Fajri yang dulu, yang suka ngomel, cuek, dan dingin. Fajri yang sekarang adalah Fajri yang sangat perhatian terhadapnya dan pekerja keras.

"Gapapa Kaka! apapun yang terjadi tetaplah fokus, inget tujuan Kaka ngikutin ini apa?" ujar Ike memberi nasehat. Tangannya masih betah mengelus surai hitam Fajri nan halus.

"Foto yuk kak!" ajak Ike mencairkan suasana.

"Buat apa?" tanya Fajri yang kini sudah mengangkat kepalanya tegak menatap Ike.

"Buat kalau kangen,"

"Kan bisa vc mi, zaman udah canggih kali mi," ucap Fajri terkekeh.

Namun, Ike hanya tersenyum dan tetap memaksa Fajri agar mau diajak foto. Fajri adalah orang yang paling mager kalau berurusan dengan foto.

Setelah foto, Fajri menyuruh maminya untuk kembali ke kamar karena hari sudah hampir larut malam. Hanya saja Ike menolak, dengan alasan ia masih ingin melihat Fajri.

Akhirnya Fajri menyuruh Ike untuk istirahat di kamarnya dan tidur dikamarnya untuk malam ini. Disaat Ike istirahat, Fajri buru-buru menyelesaikan berberesnya agar bisa segera tidur dan besok tidak telat.

Ditengah malam tiba-tiba Ike terbangun. Ia merasakan kembali perutnya yang sangat sakit. Dengan susah payah menahan rasa sakit, ia bangkit dari tempat tidur Fajri dan berjalan menuju ke kamarnya.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang