Happy reading!!!
.
.
.
Dua Minggu setelah Fiki dan Fajri ujian kenaikan kelas, begitupun dengan Qeela yang telah melewati ujian kelulusan di tingkat SMP. Kini Rama dan sekeluarga sedang pergi liburan. Suasana keluarga ini semakin lama semakin membaik. Entah itu hubungan Fiki dengan Fajri ataupun Fajri dengan papinya.
Jika dilihat, akhir-akhir ini semesta sedang ingin melihat Fajri bahagia, entah untuk sebentar atau seterusnya. Terlihat raut wajah yang ceria di keempat anak-anak itu, Fajri yang mulai merasakan kembali keutuhan dalam rumah walaupun tidak dengan sang malaikat, maminya.
Fiki yang sudah mulai berdamai dengan keadaan dan bisa menerima hadirnya Fajri di keluarganya. Memang tidak mudah menerima anggota baru didalam hidup seseorang walaupun pernah dekat sebelumnya. Qeela merasakan kembali hadirnya sosok ayah dalam hidupnya ditambah dengan hadirnya seorang Fajri semakin menjadikan dia seperti princess yang dilindungi oleh tiga pangeran hebat.
Senyum Shandy juga tak kalah terpancar ketika melihat keluarganya bisa berkumpul bahagia seperti ini, salah satunya adalah mamanya yang sudah menemukan pendamping hidup yang bakal mendampingi di masa tuanya. Adik-adiknya yang akur satu sama lain juga menjadi kebahagiaan tersendiri didalam hidupnya. Satu lagi, restu yang selama ini ia perjuangkan telah didapatkan. Itu artinya, Shandy juga mendapatkan wanita pujaan hati yang siap dimilikinya.
Kebahagiaan yang dinantikan datang, ini mengingat kejadian-kejadian kemarin bukanlah hal yang mudah bagi keluarga ini. Banyak rintangan dan masalah yang datang silih berganti.
Walaupun liburan kali ini mungin tidak seperti liburan Fajri dulu, yang setiap ada liburan sekolah selalu pergi ke luar negeri. Sekarang perekonomian papinya sedang dalam tahap merintis perusahaan baru, hanya saja, bagi Fajri ini sudah lebih dari cukup. Karena kebahagiaannya sekarang bukan tentang kemewahan tapi tentang kebersamaan.
"Maaf ya ayah cuma bisa ajak kalian liburan ke Bali," ujar Rama disaat makan sore menjelang malam di sebuah resto dekat pantai.
"Gapapa yah, yang penting kita kumpul bareng-bareng," jawab Shandy.
"Bener kata bang Shan, yang penting bisa ngumpul bareng-bareng itu udah lebih dari cukup. Gaada berantem-berantem lagi," timpal Fajri membuat Rama dan Rima tersenyum.
"Lo nyindir gue?" celetuk Fiki menatap Fajri dengan muka masam hingga membuat Fajri panik.
"Eh eh nggak gitu maksud gue,"
"Hahaha canda Ji!" kekeh Fiki merangkul Fajri membuat semua orang yang ada disana tertawa.
Ternyata jiwa usil keturunan Shandy masih melekat di dalam diri Fiki dan mungkin Fiki pewaris berikutnya.
"Ma adek boleh ke sana?" tanya Qeela sembari menunjuk pantai.
"Ya, ditemeni kaka ya," ujar Rima.
"Ka Aji aja!" sosor Fiki.
"Berdua, kakanya Qeela kan lo berdua," sela Shandy.
"Lah Lo kan kakanya juga," sahut Fiki tidak terima.
"Dih gue kan abangnya," kekeh Shandy membuat Fiki menjadi malas. Seperti biasa, tidak akan ada habisnya debat sama abangnya kalau lagi kumat jadi pelawak.
Fiki kemudian berjalan menyusul Qeela dan Fajri yang sudah berjalan duluan ke pinggir pantai untuk sekedar main air dan menikmati sunset.
"Jangan jauh-jauh mainnya!" teriak Rama yang diacungi jempol Fiki.
Suasana di meja tiba-tiba menjadi hening, Rama yang jarang mengobrol dengan Shandy membuatnya bingung tidak ada topik yang dibahas. Begitupun juga dengan Shandy, mungkin karena mereka berdua yang sama-sama sibuk dengan kegiatan masing-masing jadi jarang ada waktu untuk sekedar mengobrol berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maze End [SELESAI]
Fanfiction|| UN1TY || || Maaf kalo boring ceritanya || Hidup itu bagaikan berjalan di dalam labirin Rumit! Namun, cepat atau lambat akan sampai di ujung *** Aku hanyalah seorang aktor amatir yang berusaha profesional dalam menjalankan skenario takdir Tuhan -F...