Petak 8

711 131 4
                                    

Happy reading!
.

.

.

Ike, sedari tadi belum berhenti menangis. Apalagi dengan perginya anak semata wayangnya dari rumah yang entah bagaimana keadaannya sekarang.

Bibi masih setia menemani majikannya tersebut, terus berada disamping Ike dan terus menenangkan agar kondisinya tidak semakin drop. Mukanya sudah pucet sekali, jika Ike sakit siapa lagi yang akan memperhatikan Fajri.

"Bi ayo kita cari Aji sekarang, saya khawatir," ajak Ike.

"Ibu lagi kurang sehat, saya saja yang cari Den Aji! Ibu istirahat di rumah," tolak bibi.

"Nggak bi, saya ga bisa tenang sebelum melihat aji,"

Handphone Ike tiba-tiba berdering, ternyata Ricky sedang menelponnya. Tanpa basa-basi Ike langsung mengangkat karena berharap ada kabar bagus tentang Fajri.

[Hallo, Assalamu'alaikum tante] ujar Ricky

[Wa'alaikumsalam Ky, gimana Fajri sudah ketemu?] tanya Ike sesegukan

[Tante tenang aja, ini Aji sudah sama Ricky otw pulang ke rumah!]

[Makasih ya, maaf Tante repotin Ricky terus!]

[Gapapa Tante, udah ya Tan Ricky lagi nyetir]

***
15 menit kemudian Ricky sudah sampai di depan rumah Fajri. Pikiran Fajri kembali terusik dan terus terbayang-bayang momen menyedihkan yang baru menimpanya tadi.

Sambil memapah Fajri, Ricky membuka pintu rumah yang kebetulan tidak dikunci. Ike yang tau kepulangan anaknya langsung berlari memeluk anaknya diikuti oleh bibi dibelakangnya, takut Ike terjatuh karena lemas.

"Auhh," teriak Fajri kesakitan tak kala dipeluk maminya.

"Eh kenapa sayang?" tanya Ike terkejut dan langsung melepaskan pelukannya.

Fajri hanya memegang tangannya. Ike yang tahu langsung memegang tangan Fajri yang terluka dan melihatnya dengan seksama.

"Ini kenapa Ji?" lirihnya dan kembali meneteskan air mata. Namun, tak ada sahutan dari Fajri

"Tadi ada insiden kecil di jalan!" jelas Ricky.

"Ke dokter yuk!" ajak mami khawatir.

"Bang bawa gue ke kamar sekarang!" perintah Fajri, ia tak memperhatikan maminya sama sekali.

Ricky yang peka pun berusaha menjadi penengah di tengah suasana yang tidak mengenakan ini.

"Tante istirahat aja ya! Tante juga butuh istirahat. Urusan Aji biar Ricky aja," ujar Ricky.

Hati Ike hancur ? Jelas, anak semata wayangnya sedang mengacuhkannya. Bahkan mendiamkannya tak sedikitpun menjawab semua pertanyaannya. Bibi langsung membawa Ike ke kamar atas kode yang diberikan Ricky.

"Ji Lo kenapa sih begitu tadi?" tanya Ricky sembari mencari baju Fajri di dalam lemari

"Bang gua butuh waktu tenang!" kata Fajri yang tengah menahan sakit di atas ranjang kamarnya.

"Yaudah nih ganti baju, baju Lo kotor bau asem pula," Ricky berusaha mencairkan suasana lagi agar tidak tegang.

"Lo gak usah ikut masuk, sampai sini aja!" tajam Fajri. Iya Ricky yang membantunya berjalan menuju kamar mandi.

"Dih siapa yang mau ikut Lo masuk!"

Ricky mulai mengobati luka di tangan Fajri. Walaupun kesakitan, Fajri menahannya agar tak terlihat lemah. Namun caranya menahan rasa sakit membuat Ricky heran.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang