Petak 7

699 125 4
                                    

Happy Reading!
.

.

.

Pikiran Aji saat ini sangat kalut sekali, capek, pusing, kenapa ada aja masalah yang muncul. Disaat ia ingin mendapatkan kebahagiaan harus ditampar dengan kenyataan.

Hidup sebagai anak tunggal penuh dengan kesunyian, apa akan semakin sunyi hidupnya dengan masalah ini.

Brakkkk

Kecelakaan tak dapat dihindarkan, ia tak sengaja menabrak mobil yang sedang parkir dipinggir jalan.

"Auhhh," lirihnya kesakitan tergeletak di pinggir jalan.

Ia langsung mencoba bangkit dan berdiri, walaupun dengan susah payah menahan rasa sakit.

Orang-orang yang mendengar suara itu langsung keluar dan mendekat ke tempat kejadian, termasuk sang pemilik mobil.

"Gimana sih, kalau naik motor yang bener jangan ugal-ugalan. kalau begini siapa yang akan tanggung jawab!" geram pria paruh baya yang tak lain adalah sang pemilik mobil.

"Iy a om saya akan tanggung jawab, ini nomor saya nanti bilang aja om berapa kerugian yang harus saya ganti!" lirih Fajri berusaha kuat menahan kesakitan, apalagi sikunya yang berdarah. Kali ini Fajri tak membantah atau melakukan pembelaan karena ia sadar jika salah.

"Bagus!!"

"Udah Pa tenang!" ujar perempuan remaja yang tak lain adalah anaknya sang pemilik mobil.

***
Setelah sekian lama Fajri berjalan kaki menyusuri pinggir kota dengan susah payah karena kakinya sebelah kanan sakit akibat tertimpa motor sportnya dan kondisi tangan kanannya yang terluka membuat malamnya semakin sesak. Motornya sengaja ia titipin ke bengkel sekitar tempat kejadian kecelakaannya tadi, karena gak mungkin dengan kondisi tangan dan kaki sakit ia bisa mengendarai motornya

Fajri akhirnya tiba di suatu tempat yang ia tuju, sepi, hening, sedikit horor karena tak ada orang sama sekali.

Baru juga sampai, air matanya sudah menetes dan semakin lama semakin deras membasahi pipinya, ia menumpahkan segala keluh kesahnya.

***
Zweitson dan Fenly baru saja keluar dari supermarket untuk belanja keperluannya sekaligus titipan bundanya. Memang mereka mampir dulu tidak langsung pulang ke rumah.

Ditengah perjalanan pulang dari supermarket, Zweitson dikejutkan dengan sesuatu hal yang nampak tidak asing baginya.

"Fen fen berenti!" perintah Zweitson panik menepuk pundak Fenly.

Seketika itu Fenly langsung rem mendadak dipinggir jalan, untung suasana jalan sedang sepi. Kalau tidak, mereka berdua bisa ditabrak kendaraan yang lewat.

"Kenapa sih Lo Son, ada yang kelupaan?" tanya Fenly sedikit kesal karena Zweitson sudah bikin panik.

"Lo liat tadi motor merah yang dipinggir jalan, itu bukannya motor Aji ya?" tanya Zweitson yang memutar pandangan ke belakang.

"Ngapain Aji malem-malem disini, lagian dia tadi kan balik ke rumah!" elak Fenly.

"Gue tau betul motor Aji, kalau gk percaya kita buktiin!" tantang Zweitson.

"Oke kita puter balik! Tapi kalau salah Lo balik jalan kaki!" gertak Fenly.

Akhirnya mereka puter balik ke tempat dimana motor itu berada. Tanpa basa basi mereka langsung menanyakan pada pemilik bengkel yang ada di situ.

Tak lupa juga Soni menunjukkan foto Aji kepada pemilik bengkel untuk lebih memastikan itu motor milik Fajri atau bukan. Dan ya benar, sang pemilik bengkel membenarkan semua pertanyaan Fenly dan Zweitson.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang