Petak 16

624 112 5
                                    

Happy reading!!
.

.

.

Bangun tidur badan Fajri terasa pegel dan sakit-sakit semua. Baru buka mata sudah ada rintihan kesakitan pelan dari mulutnya. Ini yang menyebabkan tidurnya sedikit tidak nyenyak semalam.

Namun lirihnya terkalahkan menjadi senyum bahagia saat melihat sebuah medali tergantung di dinding kamarnya, tepat berada di depan matanya saat membuka mata.

"Kayaknya nongki enak kali ya refreshing sebelum fokus olim!" ujar Fajri pelan.

Tanpa basa basi ia langsung mengambil gawainya untuk mengajak kawan-kawannya nongkrong. Anggap saja sebagai hiburan atas kemenangan.

Sobat Missqueen

Fajri
Gais nongki yuk refreshing

Fenlyy
Gasss

Zweitson
Ngikut

Fajri
Pik Lo dimana ?
Masih molor lu ya

Fiki
Apa si pagi-pagi ribut
Gak bisa, gue hari ini pergi sekeluarga

Fajri meletakan kembali gawainya ke nakas.

"Aihh," lirihnya tak kala berdiri dari ranjang tempat tidur.

Ia kembali terduduk dan memegangi kakinya yang sakit. Sepertinya kakinya kumat setelah turnamen semalam. Semenjak kejadian jatuh dari motor, kakinya sering sakit kalau kelelahan.

Fajri mengurut pelan kaki kanannya sampai terasa lebih enakan, lalu ia kembali berdiri dan berjalan menuju balkon. Suasana angin segar pagi yang jarang ia rasakan.

Setelah beberapa menit Fajri turun menemui maminya untuk sarapan. Wajah fresh Fajri terasa oleh maminya dan tentunya maminya senang anaknya sudah kembali seperti Fajri yang dulu, yang ceria dan bahagia.

"Tumben anak mami bangun pagi, biasanya masih molor ileran!" ledek Ike melihat anaknya turun dari tangga.

"Mana ada ileran!" elak Fajri mentah-mentah sembari duduk di meja makan.

"Bangun pagi salah bangun siang salah, kalau gitu besok bangun malam aja!" celetuk Fajri kesal yang hanya diketawain oleh Ike.

Pagi yang ceria, suasana nyaman dan tenang terasa di rumah mewah nan megah itu. Kini kondisi mereka sudah lebih baik daripada dulu yang terpuruk. Lambat laun mulai bangkit dari kesedihan.

Hidup terus berjalan tidak selamanya tentang orang yang menyakiti. Sebenarnya dalam angan Fajri masih tersimpan rasa penasaran tentang perpisahan kedua orang tuanya. Berbagai pertanyaan di dalam otaknya belum terjawab. Entah kepada siapa dia akan menanyakan hal itu.

Fajri berusaha mengabaikan, suatu saat juga akan mendapatkan jawabannya sendiri ketika waktu sudah memberi ijin untuk Fajri tahu semua tanpa memaksa siapapun untuk bercerita.

***
Jam dinding menunjukkan pukul tiga sore, Fajri sudah bersiap-siap dengan rapi dan hendak meluncur menuju lokasi nongkrong. Tak lupa juga memakai parfum biar wangi. Karena Fajri adalah tipe orang yang tidak PD kalau tidak wangi.
Jadi kemanapun dia pergi pasti membawa parfum.

Tak lupa juga ia pamit kepada maminya yang sedang nonton tv sendirian karena bibi sedang berberes di dapur dan menyiapkan makanan untuk makan malam.

"Jangan kebanyakan nonton tv, istirahat!" kata Fajri saat memeluk pamitan pada maminya.

Fajri berlari menuju bagasi untuk mengambil motornya. "Jangan lupa makan!" teriaknya.

Fajri melenggang pergi dari rumahnya, ia tak langsung menuju ke lokasi. Namun, ada tujuan lain yang dituju, rumah seseorang yang akan di ajaknya nongkrong bareng di pinggir pantai menikmati senja.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang