Happy reading!!!
..
.
Hari demi hari, bulan demi bulan telah terlewati. Tepat hari ini di tanggal istimewa Shandy dan Rania, cafe akan diresmikan. Fajri dan Fiki sengaja memilih tanggal ini dan disetujui oleh Farhan, Ricky, dan Gilang. Walaupun ketiganya tidak tahu menahu tentang surat Shandy dan hal spesial ditanggal ini.
Tidak ada undangan untuk acara malam ini, karena acara ini telah di desain Fajri dan Fiki untuk sesuatu hal dan lebih difokuskan untuk kumpul bersama agar lebih terasa kekeluargaan.
Ini bukan sebuah cafe besar, hanya sebuah cafe mungil yang dibangun oleh Fajri dan Fiki demi mewujudkan mimpi sang abang dan tentunya banyak sekali dibantu oleh para sahabat Shandy terutama tentang keuangan. Tanpa bantuan mereka cafe ini tidak akan bisa terwujud sebagus ini.
Rima datang bersama ketiga anaknya, ia mengira ini adalah undangan peresmian cafe milik Farhan, karena diantara ketiga sahabat anak sulungnya yang berdomisili di Jakarta adalah Farhan. Selain itu Farhan juga tipikal anak yang suka dengan berbisnis, sama seperti Shandy.
Kini semuanya sudah berkumpul di depan cafe untuk melakukan pemotongan pita dan pemotongan tumpeng.
"Kak Ran, silahkan!" ujar Fajri sembari mempersilahkan Rania untuk pemotongan pita.
Rania yang berdiri di sebelah Rima sangat terkejut, "Rania?" tanyanya tidak percaya sembari menunju dirinya.
Fiki mengangguk.
Rania langsung mengajak Rima untuk memotong pita bersama, ia kebingungan kenapa harus dia? Bukankah ini cafe milik mama nya Shandy?
Disaat Rima dan Rania sudah memegang gunting berdua untuk bersiap memotong pita.
"Dengan mengucap Bismillah, semoga Stars Dreamer Cafe dalam mewujudkan mimpi Marvino Shandy Putra Widhibrata kedepannya dapat berjalan dengan lancar," dengan pelan Rima dan Rania memotong pelan pita disela-sela ucapan Fiki.
Betapa terkejutnya mereka berdua saat mendengar nama Shandy dilambungkan. Nampak jelas sekali raut wajah kebingungan mereka berdua hingga saling menatap keduanya.
Belum sempat Rania bertanya, Fiki sudah menyuruh Rima dan Rania untuk memotong tumpeng. Suapan pertama Rania memberikannya kepada Rima. Setelah itu, Rima juga memberikan suapan kepada Rania. Dilanjutkan suapan kepada Fajri, Fiki, Qeela, Ricky, Farhan, Gilang, Fenly, dan Zweitson.
Setelah pemotongan pita dan tumpeng selesai, mereka masuk ke dalam cafe dan duduk di tempat duduk yang telah dipersiapkan. Menikmati makanan yang telah disajikan.
Malam ini tidak sekedar menjadi opening cafe. Namun, malam ini akan menjadi malam kenangan yang tak pernah terlupakan oleh mereka semua. Fajri dan Fiki sengaja tidak mengundang siapapun di opening, mereka hanya mengumpulkan orang-orang terdekat.
Di depan sudah ada layar monitor besar. Setelah semuanya selesai menikmati hidangan, kini Fajri ke depan. Dan Zweitson yang bersiap di depan laptop juga sudah mengacungkan ibu jarinya, itu tandanya sudah siap.
"Buat semuanya, ini ada sedikit persembahan dari Fiki dan Fajri. Selamat menonton!" kata Fajri.
Fajri menyingkir agar tidak menghalangi layar monitor. Semuanya seketika terdiam menatap layar dengan seksama, suasana pun menjadi hening tanpa ada yang bicara sedikit pun. Hanya ada suara lagu 'Sahabat tak akan terganti' yang berasal dari backsound video.
Dibeberapa menit pemutaran video, satu per satu dari mereka berkaca-kaca dan dengan pelan meneteskan air mata. Tidak ada yang kuat dan tegar menahan air mata untuk malam ini, bagaimana tidak? Video yang diputarkan adalah kompilasi kebersamaan mereka semua selama ini. Waktu kebersamaan mereka memang tidak lama, tapi banyak makna dan kenangan indah yang tersimpan didalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maze End [SELESAI]
Fanfiction|| UN1TY || || Maaf kalo boring ceritanya || Hidup itu bagaikan berjalan di dalam labirin Rumit! Namun, cepat atau lambat akan sampai di ujung *** Aku hanyalah seorang aktor amatir yang berusaha profesional dalam menjalankan skenario takdir Tuhan -F...