Petak 60

704 140 4
                                    

Happy reading!!!
.

.

.

Bangun tidur Fajri masih termenung di atas tempat tidur dengan pandangan kosong. Ia masih tak menyangka jika masih berada disini dan kejadian kemarin seperti sebuah mimpi.

"Fiki meluk gue?" batinnya dalam lamunan membayangkan kejadian kemarin sore di danau.

"Ini mimpi? Jika benar mimpi mending gue gausah bangun,"

"Andai gue nggak ikutin apa kata Soni apa gue masih disini?"

Namun, tiba-tiba Fajri terbangun dari lamunan, dan segera bangkit. Ia merapikan tempat tidurnya sebelum akhirnya keluar dari kamar.

Suasana masih sangat sepi belum ada satupun yang menampakkan diri, bukannya memang sepi setelah kepergian Rama dan Shandy. Semuanya lebih suka menghabiskan waktu di kamar, padahal dulu sering bersua di ruang tv.

Bingung mau ngapain, Fajri berniat untuk main basket. Sudah lama ia tidak memainkan bola oren tersebut. Sekalian untuk gabut di pagi hari bagus juga buat olahraga.

Sayangnya, keberadaan bola tidak ada ditempatnya. Kesana kemari Fajri mencari, pandangannya langsung tertuju pada pintu luar yang sudah terbuka.

Ternyata Fiki yang sedang memainkan bola tersebut sendirian di teras, pantas saja jika bola menghilang dari tempatnya. Tumben sekali Fiki bangun pagi dan main basket, padahal biasanya ia paling mager untuk bangun pagi apalagi kalau hari libur.

Fajri berjalan menghampiri Fiki dengan wajah yang santai tanpa rasa ragu dan takut padahal semenjak hari itu Fajri sedikit ragu bertemu Fiki. Raut wajah Fiki yang awalnya jutek berubah menjadi datar biasa saja, itu karena ia teringat sesuatu hal yang membuatnya belajar untuk berdamai dan kembali seperti dulu.

"Lo bisa Fik, Lo bisa!" batinnya.

Saat Fiki masih sibuk memainkan bola Oren, Fajri justru tertuju pada kotak kecil yang ada di bawah dekat dengan tiang ring. Fajri nampak tidak asing dengan kotak tersebut.

"Ini milik Lo?" tanyanya pada Fiki sembari memegang kotak tersebut.

"Bang Shan," jawab Fiki cuek yang masih bergulat dengan bola Oren.

"Isinya apa?" kepo Fajri yang dijawab i gelengan Fiki.

"Gue ga tau ini apa karena gue juga baru liat. Tapi ini pasti berharga banget buat bang Shan karena hanya kotak ini yang tersisa di meja bang Shan, yang lainnya sudah tidak ada," jelas Fiki.

"Kalau Lo penasaran buka aja, gue ga bisa," ujar Fiki yang masih asik main sendiri.

Dengan pelan dan sangat hati-hati Fajri membuka tutup kotak tersebut, didalamnya berisi kertas-kertas yang entah apa maksudnya.

Karena penasaran dan melihat ekspresi Fajri yang bingung, Fiki mendekat ke Fajri untuk ikut melihat. Fajri lalu mengambil kertas kecil dari dalam kotak tersebut. Fajri dan Fiki langsung saling bertatapan tidak paham apa maksud dari kalimat tersebut. Fajri menggelengkan kepala pelan kemudian mengambil kertas yang lain dari dalam kotak.

Kali ini kertasnya lumayan besar dan berisi banyak tulisan, mereka berdua duduk disamping tiang ring tanpa alas kemudian membaca dalam hati dan berusaha meresapinya. Keduanya mengangguk pelan seakan paham dan mendapat jawaban dari rasa bingungnya.

Hingga akhirnya, Fajri mengambil lagi kertas terakhir dari dalam kotak. Kertas ini sangat kecil daripada dua kertas yang sebelumnya.

'SORRY FOR DELAY'

Setelah membaca kalimat itu, Fajri dan Fiki kembali saling menatap. Kini mereka berdua benar-benar paham apa maksud dari kotak kecil tersebut. Dan apa yang ada dipikiran mereka juga sama.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang