Petak 25

795 124 8
                                    

Happy reading!!
.

.

.

"Aji pergi dulu ya!" pamit Fajri melenggang pergi tanpa salim terlebih dahulu.

"Mau ke mana Ji?" teriak Ike dari dapur seraya merapikan box untuk catering.

Satu minggu yang lalu Fajri dan keluarganya pindah ke sebuah kontrakan sederhana, Fajri menjual rumah gedongnya demi menghemat pengeluaran yang tentu saja atas izin dan hasil kesepakatan nya dengan maminya.
Ike juga sempat syok saat tahu anak semata wayangnya bekerja diam-diam tanpa sepengetahuannya, Ike merasa bersalah karena sudah merepotkan anaknya, oleh sebab itu Ike membuka usaha catering agar tidak terus berpangku tangan dan bisa membiayai hidup Fajri.

Banyak hal yang dipertimbangkan Fajri untuk menjual rumah gedongnya yang penuh kenangan, terutama balkon tempat favoritnya setiap malam untuk melihat bulan dan bintang untuk sekedar menghilangkan rindu dengan adiknya. Karena semenjak kerja, ia jarang sekali pergi ke makam adik perempuannya. Maka dari itu, ia menghilang kan rindunya melalui langit malam dan doa di setiap sujudnya.

Lambat laun Ike mulai bangkit dari kesedihan, itu semua karena anaknya yang selalu membangkitkan semangatnya. Tidak sepenuhnya sehat, Ike setiap hari tetap harus rutin meminum obat karena penyakit lambung kronis yang dideritanya.

Pada awalnya Fajri tidak setuju dengan maminya yang hendak membuka catering karena kondisinya yang kurang sehat. Tapi tetap saja ngotot dan keras kepala hingga membuat Fajri hanya mengalah.

Hal itu juga yang menjadi salah satu alasan Fajri tidak memberhentikan bibinya, selain sudah dianggap seperti keluarga karena bibi lah yang merawatnya sejak kecil bahkan saat mami dan papinya pergi urusan kerja, bibi yang menjaga Fajri selama di rumah. Dan sekarang Fajri menugaskan bibi untuk menjaga maminya dan membantu maminya selama ia tidak ada di rumah.

***
Fajri sudah sampai di depan rumah papinya alias rumah Sandy dan Fiki, ini adalah bagian dari rencana Shandy untuk menyelesaikan semua masalah tentang keluarganya.

Shandy yang meminta Rama untuk terus terang tentang semua apa yang tidak diketahui, mungkin hari ini juga akan menjadi momen yang sangat menyakitkan bagi sebagian orang.

Setelah hampir sebulan Rama sibuk dengan pekerjaannya, hari ini ia bisa libur. Bagi Rama hari ini sangat berat harus bercerita jujur sebenarnya. Tapi Shandy yang terus memaksanya untuk mengadakan pertemuan ini.

Shandy benar-benar muak dengan semua drama keluarganya yang ia kira baik-baik saja. Ternyata banyak banget hal-hal yang tidak diduga bermunculan.

Salah Rama juga dari awal tidak bersikap terbuka dan terus terang dengan semuanya.

"Assalamualaikum," salam Fajri mengetuk pintu rumah Shandy.

Seharusnya tidak mengapa jika ia langsung masuk tanpa mengetuk pintu toh ini juga rumah papinya.

Shandy yang mendengar suara itu langsung mempersilahkan masuk dan menyuruh Fajri duduk bersama di meja makan

"Eh kak Aji, sudah lama kita nggak ketemu!" sapa Qeela tak kala melihat kedatangan Fajri bersama Shandy.

Saat ini Fajri duduk di samping Shandy dan tepat berada di depan Rama, terlihat jelas tatapan canggung dan dingin dari bapak dan anak itu.

Suasana makan siang itu masih terlihat hangat dan bertebaran senyum.

Shandy juga sudah memikirkan dan tahu resiko yang akan terjadi dari pertemuan ini yang akan merenggut senyum semua orang yang ada di meja makan terutama mamahnya dan adik bungsu kesayangannya.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang