Happy reading!!
..
.
Kamis malam, Fajri kembali ke rumah sakit bersama bibi. Ricky lah yang menyuruh bibi untuk menemani Fajri menjaga maminya, karena ia ada sift kerja malam hari ini.
Di sofa Fajri hanya main game di ponselnya karena maminya sedang tidur, bibinya sedang pergi ke kantin untuk membeli makan.
Dering terdengar dari handphone Fajri satunya yang sengaja ia letakkan di meja depan sofa tempat ia duduk.
Fiki
Gimana kabar mami Lo?Fajri
Udah mendinganFiki
Alhamdulillah
Ji gue mau ngomong sesuatu sama LoFajri
Ngomong aja kaliFiki
Gua telfon ya, gaenak kalo lewat chatDan benar, Fiki langsung menelponnya. Ia langsung keluar dari ruangan untuk menjawab telfon dari Fiki
[Iya hallo kenapa]
[Emmm gue mau mengundang Lo] pelan Fiki, ia takut menyinggung perasaan Fajri yang sedang sensitif jika membahas tentang keluarga
[Hmmm]
[Nanti hari Minggu kalau bisa datang ya di acara nikahan mamah gue] lirih Fiki sedikit ragu
[Wahh congrats Pik, akhirnya Lo punya bapak baru!] Semangat Fajri, walaupun hatinya sedikit teriris teringat kembali moment yang menyesakkan baginya
[Em mm Lo gapapa kan Ji?] tanya Fiki memastikan.
[Apa sih Lo, Lo gak denger tadi gue teriak apa?]
[Okey, makasih Ji gua tunggu Lo]
Fiki menutup telponnya
"Gua tau kok Ji gimana perasaan Lo, mulut Lo emang jerit bahagia tapi hati Lo ikut jerit sakit juga kan? Kenapa sih Lo selalu buat orang bahagia tapi gak untuk diri lo!" gumam Fiki disertai senyum tipis
Fajri kembali ke dalam ruangan dengan perasaan yang aneh. Ia senang sahabatnya akan merasakan sosok ayah, tapi ketika berbicara mengenai ayah, Fajri selalu saja teringat momen ketuk palu di pengadilan.
Fajri berbaring di sofa, melamun menatap langit-langit ruang rawat hingga membuatnya ketiduran.
***
Sabtu pagi ini Fajri meminta Ricky untuk menemani maminya di rumah sakit bersama bibi karena ia ada latihan untuk turnamen.Tanpa diminta pun pasti Ricky juga yang menemani, Ricky sesayang itu dengan sepupunya. Ia yang selalu menghandle segala sesuatu yang berhubungan dengan keluarga Fajri.
Ike lah yang mengijinkan Fajri untuk latihan, oleh karena itu Fajri berani meninggalkannya. Walaupun itu hanya kebohongan belaka, dengan berpura-pura terlihat baik demi Fajri tidak khawatir dan bisa menggapai salah satu keinginannya yaitu menang turnamen.
Kini Fajri sedang pemanasan dengan bola basket, berulang-ulang kembali memasukkannya ke dalam ring,"Fiki gak ikut latihan?"
"Kan besok ada acara nikahan di rumahnya!" jawab Zweitson yang sedang pemanasan meregangkan otot-ototnya.
"Ohh iya lupa gua!"
Sepulang latihan Fajri dan Zweitson pergi ke kedai tempat kerja bang Shandy. Setidaknya Fajri bisa merasakan sedikit ketenangan walaupun tidak lama.
"Kak aji!" sapa gadis yang sedang duduk berdua dengan temannya
Fajri dan Zweitson yang baru saja datang terkejut mendengar suara tersebut dan langsung menghampiri
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maze End [SELESAI]
Fanfiction|| UN1TY || || Maaf kalo boring ceritanya || Hidup itu bagaikan berjalan di dalam labirin Rumit! Namun, cepat atau lambat akan sampai di ujung *** Aku hanyalah seorang aktor amatir yang berusaha profesional dalam menjalankan skenario takdir Tuhan -F...