Petak 45

730 129 22
                                    

Happy Reading!!
.

.

.

Tiga hari telah berlalu, kini Fajri sudah  diperbolehkan pulang. Rama dengan paksa membawa Fajri pulang ke rumahnya walaupun sempat menolak dan tetep ingin pulang kerumah Fajri sendiri.

Kondisinya yang seperti ini tidak memungkinkan Fajri tinggal sendirian karena tidak ada yang bisa menemaninya di rumah, ini menjadi alasan kuat Rama untuk mengajak Fajri tinggal bersamanya.

Rama mengantarkan pulang Fajri dan Rima kerumahnya terlebih dahulu sebelum kembali ke kantor.

Untuk sementara waktu Fajri akan menempati kamar Shandy sampai kamar untuknya sudah siap. Saat sampai dikamar, Rima meninggalkannya agar Fajri dapat istirahat karena baru pulang dari rumah sakit.

Bukannya istirahat, Fajri justru melihat seisi kamar yang sangat rapi.  Matanya mulai melihat setiap sudut yang terpajang dikamar itu. Banyak sekali foto-foto Shandy dengan mama dan adik-adiknya, dengan sahabatnya juga. Sangat berbeda sekali dengan kamar milik Fajri, cukup berantakan. Rapi kalau diberesin bibi.

Fajri mendekat untuk mengamati setiap foto itu dan ia gagal fokus dengan satu foto polaroid.

"Siapa itu?"

"Cantik," gumam Fajri memegang foto polaroid yang menggantung di dinding.

Kemudian matanya tertuju pada tiga kotak di atas meja, Fajri mendekat dan melihatnya dengan seksama.

Kuliah

💍

Lain-lain

Lagi-lagi Fajri dibuat terpukau oleh kotak yang berhasil menarik perhatiannya itu. "Itu kotak tabungan uang? Tapi masa nyimpen uang dikotak kan ada ATM!"

Fajri mengabaikan tanya yang menyelubungi pikirannya saat melihat beberapa kotak yang tertumpuk rapi di meja milik Shandy.

"Hebat ya, diusia masih muda udah bisa memanajemen uang sendiri tanpa mengandalkan orang. Pasti Tante Rima bangga banget, apalagi papi," gumamnya.

Karena kakinya mulai terasa sedikit sakit, Fajri duduk di ranjang yang empuk, Fajri melihat ada boneka kucing disana.

"Bang Shan suka kucing?"

Mata Fajri masih dibuat kagum dengan ruangan yang ditinggalkan penghuninya itu, di dindingnya banyak sekali hiasan quotes-quotes penyemangat.

"Bang Shan keren ya diusianya yang sekarang udah bisa beli mobil ya walaupun bukan mobil sport, punya tabungan. Sedangkan gue diumur segini bisa beli apa? Udah ngasih apa ke orang tua?" Lagi-lagi dia dibuat kagum oleh sosok seorang Shandy.

***
Sore ini pukul 3 Fajri ijin untuk pergi ke rumah Celline. Rima sempat melarangnya tapi Fajri tetap kekeh pergi menggunakan ojol mobil karena gak mungkin jika ia menggunakan ojol motor.

Fajri datang ke rumah Celline untuk membicarakan masalah kerjaannya yang sudah terlihat berantakan sekali. Baru sampai di depan rumah, suara gaduh terdengar.

Karena panik, Fajri langsung masuk begitu saja ke rumah Celline. Ia tahu pasti ada pertengkaran diantara dua bersaudara itu.

"Bang Celli mohon jangan pergi," mohon Celline menarik tangan Delon yang hendak pergi nongkrong.

Masih ada rasa trauma bagi Celline ketika sendirian semenjak insiden hari itu.

"Celline!" ujar Fajri memecahkan suasana.

"Pelindung Lo udah dateng, jadi lepasin gue buat pergi. Gak bisa gue di rumah kalau ada Lo," ujar Delon melepaskan genggaman Celline.

Delon berjalan begitu saja sampai tidak sengaja menyenggol tongkat Fajri. Alhasil Fajri terjatuh ke lantai membuat Celline dan Delon terkejut.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang