Petak 50

552 130 0
                                    

Happy reading!!!

.

.

.

"Nggak kerasa ya Fen kita disini satu bulan dan besok udah balik aja," ujar Fajri sembari membereskan barang-barangnya ke koper.

"Hahaha iya, kangen banget gue sama suasana rumah!" sambung Fenly bersemangat.

Tapi tidak dengan Fajri, setelah mendengar ungkapan itu Fajri justru tidak bersemangat. Wajahnya tertekuk lesu.

"Are you okey Ji?" gumam Fenly saat mengetahui perubahan ekspresi wajah Fajri.

Fajri hanya tersenyum dan mengangguk, "Gapapa,"

"Fiki?" lirih Fenly pelan.

"Ak udah dapat solusinya untuk itu," jawab Fajri menghela napas kasar.

"Apa?"

Fajri menatap Fenly, "Mungkin gue bakal ngejauh dari Tante Rima, Qeela, dan yang paling utama bang Shan,"

Ya, Zweitson yang menceritakan lewat VC tentang alasan dibalik sikap dinginnya Fiki terhadap Fajri.

Jawaban Fajri sedikit membuat Fenly bingung, "Hah? Emang bisa serumah ngejauh?"

"Bisa ga bisa gue bakal usahain, gaenak Fen diem-diem an sama sahabat apalagi udah jadi saudara!"

"Tapi ini udah satu bulan Ji, gue yakin Fiki sudah berubah," ujar Fenly berusaha menenangkan.

"Yah semoga aja, itu harapan gue yang gak tau kapan terwujudnya," pasrah Fajri.

Selama satu bulan saja ia dan Fiki tidak pernah saling bersua melalui chat, apa iya bisa baikan.

***
"Fik besok Aji pulang, gue harap gaada gini lagi. Abang pingin lihat Lo berdua kompak kek dulu," ujar Shandy mewanti-wanti.

"Abang nggak mau ayah dan mama tau masalah ini, tolong ya baikan demi mereka bukan demi Abang," lanjutnya.

"Hmmm," singkat Fiki.

"Sekali lagi, gaada yang bakal berubah dan ga ada yang bakal merebut apapun dari Lo Fik,"

"Iya bang iya, bawel banget kek cewek," dumel Fiki.

"Yaudah siap-siap, Abang tunggu di bawah!" ujar Shandy membuat Fiki bingung.

"Kemana?"

"Nonton, biar nggak ada lagi yang bilang pilih kasih," jawab Shandy.

"Beneran?" Shandy hanya mengangguk pelan.

"YESS," teriak Fiki bersemangat.

"Abang berikan waktu ini spesial buat Fiki sama Qeela karena kemarin Abang sibuk, tapi setelah ini waktu Abang bukan buat kalian berdua lagi,"

Ucapan Shandy berhasil menurunkan semangat Fiki yang membara menjadi negatif thinking, "Maksudnya?"

"Iya, karena Adek Abang tiga,"

"Ohh," lega Fiki. Ia kira kasih sayang Shandy akan beralih kepada Fajri.

Beberapa hari setelah pulang dari Jogjakarta, malam ini Shandy meluangkan waktunya buat kedua adeknya untuk sekedar nonton dan jalan. Selain memenuhi janji karena kesibukannya bulan-bulan kemarin, Shandy juga berharap dengan ini tidak ada lagi masalah mengenai pilih kasih.

Setelah selesai menonton Shandy mengajak kedua adiknya menuju ke sebuah toko sepatu.

"Ngapain bang kesini?" tanya Fiki bingung.

"Makan!" celetuk Shandy.

"Abang mau beli sepatu, gitu aja gak ngerti," timpal Qeela

"Nah, itu tau!" sahut Shandy.

The Maze End [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang