Happy reading!!!
..
.
Sepulang sekolah Fenly, Fiki, dan Zweitson pergi ke rumah sakit menjenguk Fajri. Tidak sabar betul Zweitson ingin segera bertemu Fajri dan ingin tahu keadaannya sekarang.
Sebelum ke rumah sakit, mereka pergi ke SMA Angkasa karena Fenly menjemput Alana terlebih dahulu karena ingin ikut juga ke rumah sakit.
"Yuk naik," ujar Fenly sembari membenarkan pijakan kaki motor untuk Alana.
Disaat mereka hendak pergi, dari arah belakang tiba-tiba muncul Vero dan Celline.
"Kalian mau kemana?" tanya Celline di boncengan Vero.
"Menjenguk kak Aji," jawab singkat Alana.
"Aku ikut ya!" semangat Celline. Namun, membuat Vero sedikit kesal dan bad mood seketika.
"Ke rumah sakit yuk," bisik Celline kepada Vero.
"Tapi aku mau latihan futsal buat tanding besok," alibi Vero. Ia malas sekali jika bertemu dengan Fajri. Lebih tepatnya enggan melihat Celline dekat dengan Fajri.
"Yahhh, tapi aku boleh kan ikut ke rumah sakit?"
"Iya gapapa, maaf ya gak bisa anterin,"
Akhirnya Celline pergi ke rumah sakit diboncengkan Fiki. Sementara Vero hanya menahan api cemburu dalam diamnya.
"Kapan kamu akan berhenti perhatian ke Aji?" batin Vero sembari senyum paksa dan melambaikan tangan ke arah Celline.
***
Setelah bertanya di lobi, Fenly, Fiki, Zweitson, Alana, dan Celline berjalan menuju ruangan yang ditunjukkan oleh suster."Buruan napa kalau jalan," cerocos Zweitson yang berjalan mendahului kawan-kawannya.
Akhirnya sampai di ruangan yang dituju, di sana sudah ada Fajri tiduran yang ditemani oleh Rima.
"Assalamu'alaikum," salam mereka secara bersahut-sahutan.
Karena mengetahui teman-teman Fajri datang, Rima memutuskan untuk keluar ruangan dan memberikan waktu untuk mereka mengobrol.
"Tante ke luar dulu ya," pamit Rima.
"Kak titip Aji ya," pesan Rima kepada Fiki sebelum keluar ruangan.
Dengan semangat Zweitson langsung memeluk Fajri yang sedang tiduran, "Apa kabar lu? Kangen banget gue sama lu,"
Tak ada jawaban dari Fajri, ia hanya terdiam. Padahal biasanya kalau ia dipeluk sahabat-sabatnya selalu memberontak.
Tersadar tak ada jawaban dan reaksi dari Fajri, Zweitson langsung melepaskan pelukannya.
"Heh, orang sakit lu peluk kenceng banget. Engap!" bukan Fajri yang berbicara, melainkan Fenly.
"Ya maaf,"
"Kaka udah makan? Makan ya," ujar Celline mendekat ke Fajri. Fajri hanya menggelengkan kepala.
"Maunya apa? Nanti Celli bantu," ujar Celline sekali lagi.
"Bener?" lirih Fajri.
"Dihhh kalau Celli aja ngomong lu," sontak kaget Zweitson yang langsung mendapat tonyoran Fenly.
"Sakit aja masih bucin lo Ji," lanjut Fiki.
"Diem lu jomblo berdua," cerocos Fenly kesal, gak ngerti suasana sekali saudara dan sahabatnya itu.
"Anter aku kerumah mami," pinta Fajri dengan pelan membuat semua saling menatap. Terutama Celline, ia langsung menatap Fenly dan yang lainnya seperti ingin meminta jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maze End [SELESAI]
Fanfiction|| UN1TY || || Maaf kalo boring ceritanya || Hidup itu bagaikan berjalan di dalam labirin Rumit! Namun, cepat atau lambat akan sampai di ujung *** Aku hanyalah seorang aktor amatir yang berusaha profesional dalam menjalankan skenario takdir Tuhan -F...