Happy Reading!!
..
.
Suasana makan siang terlihat sangat damai dan nyaman, semua menikmati makan siang dimeja makan dengan santai termasuk bibi juga.
"Kak, kalau mau ikut olimpiade ikut aja gak usah ragu,"
Fajri sedikit terkejut saat tahu Ike berbicara seperti itu, tahu darimana lagi dia?
'Siapa lagi ini yang cepu!' batin Fajri berbicara.
"Ingat kak, kesempatan gak datang dua kali. Jangan menyesal," nasehat Ike pada anak semata wayangnya.
Fajri hanya tersenyum paksa sembari mengunyah sesuap nasi yang ada di mulutnya.
"Tumben mami panggil Aji Kaka, setelah Adek meninggal mami gak pernah panggil Aji dengan sebutan Kaka lagi," titah Fajri.
"Aji sekarang sudah jadi Kaka kan? Punya dua adik malah,"
"Jadi mami,..." ujar Fajri penuh keraguan dan menggantung.
Ike hanya tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Mami tunggu formulir pendaftarannya ya kak, mami udah pingin tanda tangan nih," kode Ike pada Fajri.
"Mami banyak istirahat, gak usah pikirin Aji! Lihat wajah mami pucet sekali,"
"Hahaha, kaka anak mami bukan? Bukankah setiap hari mami pucet?"
Bosan juga Fajri tiap nyuruh istirahat, maminya selalu mengelak dengan candaan padahal Fajri serius.
Fajri bangkit dari duduknya karena sudah selesai makan dan berpamitan untuk pergi bekerja di cafe.
***
Celline
Kaka langsung ke cafe aja, ak mau ke toko buku dulu"Ngechat siapa sih lama bener!" gerutu seorang cowok yang sedang duduk diatas motor sport hijau miliknya
"Kaka," jawab singkat Celline.
"Yaudah ini helmnya dipakai, ayo naik!" saut cowok itu menodongkan helm kepada Celline.
"Kenapa nggak mau dianter pakai mobil, panas gini nanti kamu pusing!"
"Gapapa Ver,"
Cowok yang bersama dengan Celline pergi ke toko buku adalah Cavero Dareen atau yang lebih kerap disapa Vero. Dia pindahan dari Jogja yang sekarang satu sekolah dengan Celline.
***
Di lampu merah Fajri sedikit terkejut tak kala melihat sebuah motor sport hijau melaju, bukan karena motornya tapi orang yang ada di motor itu."Ohh ini yang kamu maksud," gumam Fajri.
Cemburu? Bisa jadi, karena Celline menolak dijemput oleh Fajri dan justru Fajri melihat Celline jalan dengan cowok lain.
Sampai di cafe ternyata ada Alana, Fenly, dan Fiki sedang makan.
"Loh kalian!" sapa Fajri mendekati meja tempat mereka bertiga makan. Seketika mereka bertiga menoleh ke arah Fajri.
"Tumben sendirian," sahut Alana.
"Kan emang gue sendiri biasanya," jawab Fajri santai.
"Terus si Celli gak Lo anggep," sindir Fiki.
"Diam lu obat nyamuk!" ketus Fajri lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.
Alana, Fenly dan Fiki hanya saling menatap satu sama lain dan melihat Fajri berjalan semakin menjauh.
"Kenapa temen lo?" titah Fenly sembari menyeruput minumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maze End [SELESAI]
Fanfiction|| UN1TY || || Maaf kalo boring ceritanya || Hidup itu bagaikan berjalan di dalam labirin Rumit! Namun, cepat atau lambat akan sampai di ujung *** Aku hanyalah seorang aktor amatir yang berusaha profesional dalam menjalankan skenario takdir Tuhan -F...