Chapter 47

3.8K 256 12
                                    

Mobil Rama berhenti di depan rumah Sinta. Sinta melepaskan sabuk pengamannya. Saat akan membuka pintu, Rama mencegahnya agar tidak keluar dari mobil.

Sinta menaikkan alisnya. “Kenapa?”

“Bisa gak kita kayak dulu lagi.” Rama menatap Sinta dengan lekat, berharap Sinta akan mengabulkan permintaannya. “Lo jadi cewe gue.”

Rama melihat Sinta terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu. Rama mengambil tangan Sinta, lalu di lgenggamnya dan di bawa ke atas pangkuan Rama. “Gue cemburu. Setiap liat lo deket sama si penunggu sekolah itu. Gue tersiksa.” Rama menunduk, ia memainkan tangan Sinta yang ada diatas pangkuannya.

Rama mengangkat kepalanya. “Kalo lo gak mau juga gak papa kok.” ujarnya dengan pelan.

Sinta menarik tangannya dari genggaman tangan Rama. Ia menatap wajah Rama, lalu ia menghela nafasnya. “Denger ya, Rama. Dulu lo itu cuma jadiin gue barang taruhan. Terus sekarang lo mau apa lagi dari gue? Lo mau jadiin gue apa lagi?”

“Itu dulu Sinta!!!” bentak Rama. Ia membalikkan badannya ke depan, tangannya mencengkram stir mobil dengan kuat untuk melampiaskan emosinya. Matanya lurus ke depan, melihat jalan. “Gue suka sama lo. Gue bener-bener sayang sama lo. Dunia gue cuma lo, Sin. Please, kasih gue kesempatan.” Rama menoleh ke arah Sinta, menatapnya dengan intens.

Sinta tidak tahu harus menjawab apa. Ia juga bingung dengan perasaannya sendiri. Sinta merasa ada sedikit perasaan asing yang dirinya tidak mengerti.

Melihat Sinta yang terdiam, membuat Rama menunjukkan wajah memelasnya. “Sinta, please!”

Sinta memejamkan matanya. Ia menghela nafasnya sebelum membuka matanya dan menjawab, “Oke.”

Sinta memandang Rama yang sedang menatap bingung dirinya. “Gue kasih lo kesempatan.” jelasnya. Rama tersenyum lebar mendengar ucapan Sinta. “Tapi...”

“Tapi apa?”

“Kalo lo ngelakuin sesuatu yang bikin gue kecewa, gue bakal pergi jauh dari lo.”

“Gue janji!”

o0o

Sejak datangnya Rama dirumah Pandu. Rama terus tersenyum lebar membuat ketiga sahabatnya terheran-heran. Bahkan Rama sampai tertawa dengan kencang saat melihat layar handphone nya.

Ketiga sahabat Rama saling pandang. Berbagai ekspresi ditunjukkan mereka seperti sedang berkomunikasi lewat batin.

“Temen lo stres ya?” Pandu mengangkat alisnya dan melirik Rama.

Raka mengangkat bahunya seperti berbicara, “Bodo amat, bukan temen gue itu.”

Lalu, Reyhan dengan menggelengkan kepalanya. “Apalagi gue? Jelas bukan temen gue lah.”

Disaat para sahabatnya sedang menggosipi Rama lewat ekspresi. Rama sendiri malah sedang membucin lewat layar handphone nya.

Sinta<3

Sayang.
Sayang, lagi apa?
Lagi selingkuh ya? Sama si penunggu perpustakaan itu.
Sinta, ish dibales napa sih, selingkuh mulu🙄

Apa?
Jangan ganggu dulu!

Tuh kan
Pasti lagi sama si itu ya kan.
Jangan selingkuh Sinta!
Lagian gantengan gue daripada dia.
Mending pergi sama gue yang bener-bener pacar lo. Daripada sama dia🤨

Selingkuh apa sih?
Trs sapa lagi pacar gue.
Gue ga punya pacar!

Tadi pas gue anter lo.
Lo sendiri bilang, mau ngasih gue kesempatan sekali lagi.

The Ugly (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang