“Apa sih dorong-dorong.”
“Cepet, masuk.”
“Ish, bentar.”
“Ada apaan? Masuk aja napa sih, kayak maling aja lo.”
“Diem, nanti mereka bangun.” Raka kembali menutup pintu yang tadi dibukanya.
Perdebatan antara Reyhan dan juga Pandu di depan pintu kamar Rama. Raka memutar bola matanya, merasa jengah dengan perdebatan keduanya.
Pintu kamar sebelah terbuka, Rian membuka pintu dengan muka bantalnya.
“Kenapa berantem di sini?” tanya Rian, membuat ketiga orang itu melihat ke arahnya.
“Eh, Rian, kita gak berantem kok, masa udah besar berantem terus sih.” jawab Pandu.
“Itu mereka tidur sejak kapan?” tanya Reyhan menunjuk ke dalam kamar Rama.
Rian mengangkat bahunya. “Sejak Rian pulang sekolah, mereka udah tidur.”
Sedangkan di dalam kamar, Sinta mengejapkan matanya ketika mendengar suara seseorang yang sedang mengobrol. Sinta mengucek matanya, dan melihat sebuah jam yang ada di kamar Sinta.
Sinta melihat Rama yang masih tertidur di pangkuan dirinya. Sebelum tertidur pulas, Rama akan bangun ketika Sinta memberhentikan usapan di kepala Rama. Entah berapa lama, hingga Sinta merasa lelah dan ikut tertidur.
Sinta menepuk pelan pipi Rama. “Bangun, Rama.”
Rama menggeliat sebentar, ia mencari posisi yang nyaman untuk tidur kembali. “Bangun dulu, Rama. Lo belum makan.” ucap Sinta yang masih berusaha membangunkan Rama.
“Ish, udah tidur aja, masih ngantuk gue.” ucap Rama tidak peduli, ia bahkan memeluk perut Sinta dan menenggelamkan kepalanya di sana.
“Lo kenapa sih? Ini juga kenapa peluk gue, lepas Ram. Gue mau buat makanan pasti adik lo belum makan.”
“Biarin aja,”
“Rama!”
Rama mendengus, “Iya, iya.” Rama melepaskan pelukkannya. Ia kembali tidur di sebelah Sinta.
Sinta menggeleng pelan, ia merasa heran dengan Rama hari ini. Entah kerasukan setan apa hingga Rama bersikap seperti itu.
Sinta turun dari ranjang, dan berjalan keluar dari kamar. Sinta mengeryitkan dahinya, ketika sebuah suara yang sedang berbicara semakin jelas.
Sinta membuka pintu kamar Rama, dan melihat ketiga sahabat Rama serta Rian yang masih berdiri di depan pintu kamar Rama.
“Eh, Sinta, Rama udah bangun?” tanya Pandu, basa-basi.
“Masuk aja,” jawab Sinta yang sama sekali tidak nyambung dengan apa yang Pandu tanyakan.
Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Raka langsung masuk ke dalam diikuti dengan Reyhan dibelakangnya.
Saat Pandu akan melangkah masuk, mengikuti kedua sahabatnya. Sinta mencegah Pandu untuk masuk, “Lo sama sahabat lo udah makan?”
“Belum, kita langsung ke sini, ini juga gak sempet balik ke rumah buat ganti baju.”
Ah, Sinta baru sadar, ketiga sahabat Rama masih memakai pakaian seragam sekolah sama sepertinya.
Sinta mengalihkan pandangannya ke Rian. “Rian udah makan?”
Rian menggeleng, “Belum, tadi Rian pulang sekolah ternyata dirumah sepi, ke kamar kak Rama, eh ternyata ada Kak Sinta lagi tidur. Jadi Rian tidur aja dikamar, padahal Rian laper banget.” Rian memberengutkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ugly (END)
Fiksi RemajaSinta Bella Puspita. Banyak orang yang mengenalnya karena kejelekkan wajahnya. Jerawat banyak bermuculan di sekitar wajahnya. Ia tidak terganggu dengan adanya jerawat di wajahnya. Cuek dan jutek. Kedua sifat tersebut merupakan sifatnya. Ia sangat cu...