Chapter 53

4.5K 285 7
                                    

Kedatangan Rama ke sekolah di sambut dengan beberapa pasang mata yang langsung menatapnya. Rama merasa risih karena terus ditatap seperti itu. Sudah sangat lama dirinya tidak menjadi pusat perhatian seperti sekarang ini.

Berusaha mengabaikan semua tatapan itu, Rama berusaha berjalan seperti biasa. Telinganya dapat mendengar orang-orang yang menyebut namanya dibelakang sana.

“Dia biasa aja kok,”

“Iya, kayak bukan orang yang habis di tinggal ldr-an.”

“Pasti dia merasa seneng gara-gara si jelek pergi.”

“Ya iyalah, yakali dia mau sama si jelek. Bukan Rama namanya kalo gitu.”

“Berarti rumor Rama sama Sinta balikan itu palsu.”

“Menurut gue juga gitu, gak mungkin banget ga sih Rama minta balikan. Kalo rumor itu bener, bisa aja Sinta yang maksa Rama buat balikan.”

Banyak banget orang yang menyebutkan nama dirinya dengan Sinta. Rama tidak paham dengan ucapan orang-orang itu. Apa yang telah ia lewatkan?

Dan Sinta, sejak kemarin ia tidak aktif. Rama terus menghubunginya tetapi hingga pagi tadi Sinta belum juga membalas pesan nya.

Rama mempercepat langkahnya agar segera sampai di kelasnya. Ia menghampiri temannya yang sedang sibuk bercerita, entah membahas tentang apa, Rama tidak memerdulikannya.

“Jujur sama gue! Kemarin ada kejadian apa?” tanya Rama to the point.

Ketiga sahabat-nya menatap Rama dengan bingung. Tiba-tiba datang dan menanyakan hal yang mereka tidak ketahui.

Mengerutkan alisnya bingung, “Emang kemarin ada kejadian apa?” tanya Reyhan tidak mengerti.

Pandu juga ikut serta menjawab pertanyaan Rama dengan pertanyaan juga. “Kemarin itu gak terjadi apa-apa. Kenapa lo nanya?”

Dengan tatapan menyelidik, Rama menatap tajam satu persatu sahabatnya. “Ga boong kan? Soalnya daritadi pada nyebut nama gue, Sinta, dan ldr?” Rama duduk di tempat duduknya. Dengan menghadap ke belakang, tempat Reyhan dan Raka duduk. “Tapi mereka nyebut ldr, itu maksudnya apa ya?” Rama berpikir keras.

Pandu yang duduk di samping Rama, dengan segera merangkul Rama. “Udahlah, Ram. Gak usah dipikirin, palingan lo juga salah denger.”

“Mungkin gue aja yang salah denger kali ya,” Rama membetulkan tempat duduknya karena guru sudah memasuki kelas. Rama tidak menyadari jadi belakang sana ketiga sahabatnya saling pandang satu sama lain.

o0o

“Katanya sih Alvaro dipilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar, makanya dia ga ada di perpustakaan.”

“Oh, iya, si Alvaro sama Sinta kan? Pantesan aja mereka sering bolak balik perpustakaan.”

Rama berhenti berjalan saat mendengar ucapan dua perempuan tersebut. Ia baru saja menyelesaikan kegiatannya di toilet dan saat keluar ia berpapasan dengan gadis-gadis itu.

“Alvaro? Si penunggu perpustakaan kan? Berarti Sinta...” Rama langsung berjalan dengan mengambil jalan yang lebih jauh dari kelasnya karena Rama akan melewati kelas Sinta untuk membuktikan sesuatu.

Dan benar saja, ketika Rama sampai di depan kelas Sinta. Bangku yang Sinta biasa duduki, tidak ada penghuninya. Bahkan guru yang sedang mengajar di kelas itu menanyakan keperluan Rama datang ke kelas tersebut.

Rama menjawab, “Tidak, hanya lewat saja.” dan Rama langsung pergi dari sana untuk pergi ke rooftop.

Lagi pun di kelas Rama tidak ada yang mengajar. Guru yang seharusnya mengajar setelah jam istirahat sedang izin untuk menjenguk saudaranya yang sakit.

“Ayo, angkat. Sinta, angkat.” ucap Rama yang mencoba menghubungi Sinta. Tetapi, Sinta tetap tidak mengangkatnya. Kembali mencoba berulang kali tetap saja tidak ada jawaban.

Masih belum menyerah, Rama terus mencoba menghubungi Sinta.

“Percuma lo telpon, Sinta.” ucap seseorang dari belakang sana.

Rama membalikkan badannya dan melihat Adrian yang berjalan mendekatinya. “Lo pasti tau kan di mana Sinta?”

Adrian terkekeh, “Buat apa nyariin Sinta, bukannya lo udah ada yang baru ya?” Adrian balik bertanya.

Rama menautkan alisnya, “Maksud lo?”

Dengan senyum miring yang ada di bibirnya, Adrian membuka handphone dan menunjukkan sebuah foto kepada Rama. “Lo punya yang baru kan? Jadi, stop nyariin Sinta lagi!” larang Adrian.

Rama membulatkan matanya. Itu foto dirinya dengan Valerine! Waktu kemarin di mana Valerine tidak sengaja bercumbu dengannya.

“Valerine kan? Sahabat Alena?” Adrian tertawa kecil. Rama terlalu bodoh dan tidak peka. “Atau sekarang udah jadi pacar lo.”

“Dia bukan pacar gue!”

“Terserah lo deh, yang jelas untuk sekarang jangan nyariin Sinta. Lo pasti udah dengar kan? Sinta sedang ada program pertukaran pelajar dan bersama Alvaro selama tiga bulan. Semoga saja tumbuh sebuah rasa di hati Sinta untuk Alvaro.”

“Itu gak bakal terjadi!”

Adrian mengangkat bahunya tidak peduli, “Gak ada yang tau masa depan kan?” setelah mengatakan itu Adrian meninggalkan Ram sendirian. Sedangkan Rama melamunkan apabila apa yang di katakan Adrian akan terjadi.

“Gak! Gue bakal cegah itu.”

The Ugly (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang