Seantero sekolah digegerkan dengan berita tentang kedekatan Rama dengan anak cheerleaders yang bernama Safira. Baik siswa maupun siswi, mereka menebak berapa lama hubungan ini berlangsung.
Setelah putus dari Diandra kemarin, nampaknya Rama tidak kehabisan stok perempuan.
Kini Rama dan juga para sahabatnya sedang berada dirooftop sekolah. Asap-asap ada dimana-mana, yang dihasilkan dari rokok mereka.
Pandu Dirgantara, salah satu sahabat Rama yang sifatnya seperti Rama. Tapi, Pandu lebih baik daripada Rama. Ya, setidaknya begitu.
Pandu yang penasaran tentang berita yang sedang panas-panasnya sekarang ini, menanyakan langsung kepada Rama. "Ram, lo beneran pacaran sama Safira?"
Rama membuang putung rokok dan menginjaknya. Ia menoleh ke arah Pandu yang ada di sampingnya. "I think, you know who i am."
"Beneran gila lo. Kemarin itu, lo baru aja putus dari... dari siapa itu namanya, gue lupa."
"Diandra." sahut sahabat Rama yang lain. Sandi Raka Purnama, dari ketiga Rama hanya Raka yang berbeda. Hanya Raka sendiri tidak suka mempermainkan perempuan. Perempuan itu bukan untuk dipermainkan melainkan untuk dijaga dan disayangi, itu prinsip Raka.
Walaupun begitu, Raka tidak melarang sahabatnya untuk tidak mempermainkan perempuan. Jika itu masih sewajarnya, ya, tidak jadi masalah.
"Masalah Diandra, itu udah selesai Safira itu, Safira sendiri yang ngemis-ngemis ke gue. Daripada gak punya pacr, yaudah gue terima. Kan kasian kalo ditolak." Rama berucap sangat santai.
"Ram, masalah cewek jelek itu gimana?" Naufal Reyhan Fahreza, sifatnya hampir mirip seperti Rama. Bedanya, Reyhan hanya suka tebar pesona saja tanpa mau berpacaran.
"Cewek jelek itu gue lepasin kali ini."
"Lo lepasin?" semuanya terkejut, ini tidak seperti Rama yang mereka kenal. Rama yang tidak akan melepaskan targetnya dengan mudah.
"Iya," Rama beranjak dari duduknya dan melenggang pergi.
"Lo mau kemana?" tanya Raka.
"Kantin."
"Tapi, ini kan belum waktunya istirahat. Kalo guru liat bisa dihukum." ucap Pandu.
Tanpa mau mendengarkan omongan sahabatnya, Rama terus berjalan. Bertepatan dengan Rama yang sudah tidak terlihat dari pandangan mereka, bel istirahat berbunyi. Pandu, Raka, dan Reyhan pun mengejar Rama.
***
Disinilah Sinta berada, kantin. Sinta pergi ke kantin karena paksaan dari Amel. Dan berakhirlah disini, ditengah keramaian kantin.
"Mel, gue balik ke kelas aja, ya." Sinta merasa gelisah, karena banyak pasang mata yang menatapnya.
"Disini aja, sekali-kali temenin gue. Masa gue selalu sendiri, keliatan jomblonya." ucap Amel.
"Tapi, disini gak enak."
"Udah gak papa. Abaikan aja orang lain, anggap aja hanya ada gue dan lo." ucap Amel, santai.
"Bukan gitu,"
"Udah ah, lo duduk disini biar gue yang beli." ucap Amel sambil beranjak dari duduknya.
"Tapi,,"
Ucapan Sinta tidak dilanjut, karena Amel udah pergi ke warung penjual nasi goreng. Tidak butuh waktu lama Amel kembali lagi dengan dua nasi goreng dan es teh manis.
"Ini, buat lo." Amel memberikan sepiring nasi goreng dan es teh manis.
"Makasih, nanti gue ganti."
Amel yang baru saja memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya, langsung menelannya. "Eh, gak usah. Kali ini gue yang traktir, tapi lain kalo gantian, lo yang traktir gue."
"Oke."
Setelah Sinta merasa kenyang. Ia langsung kembali ke kelas tanpa menunggu Amel. "Mel, gue ke kelas dulu ya."
Amel mengangguk.
Sinta berbalik badan dan berjalan. Dari arah berlawanan, Rama berjalan dengan membawa segelas jus menuju meja sahabatnya. Sampai akhirnya Sinta menabrak Rama hingga jus yang Rama bawa, tumpah ke baju Rama.
"Maaf," Sinta meminta maaf dan melihat siapa yang ia tabrak.
Rama benar-benar marah, ditambah lagi yang menabraknya gadis jelek itu lagi. Sudah dua kali, gadis itu mencari masalah dengannya. "Lo!" Rama menunjuk Sinta. "Lo bisa jalan gak sih?!"
Suara Rama yang kelas, mampu mengalihkan perhatian seluruh murid yang berada dikantin.
"Maaf,"
"Maaf-maaf. Liat nih, baju gue jadi kotor gara-gara lo! Pokoknya gue gak mau tau, besok baju ini harus bersih. Lo cuci nih!" Rama melepas seragam sekolah, menyisahkan kaos hitam yang menjadi dalemannya. "Harus bersih! Jangan sampe baju ini kayak muka lo yang gak bersih!"
Rama melemparkannya ke wajah Sinta. Sinta segera menangkapnya.
Rama pergi dari kantin diikuti sahabatnya. Entah sejak kapan, sahabatnya sudah berada dibelakang Rama.
Sinta pun pergi dari kantin dengan membawa baju seragam milik Rama. Amel yang sudah selesai makan, langsung mengejar Sinta.
Bersambung...
Ngantuk😴
Dibuat 041219
Pindah lapak 170920
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ugly (END)
Teen FictionSinta Bella Puspita. Banyak orang yang mengenalnya karena kejelekkan wajahnya. Jerawat banyak bermuculan di sekitar wajahnya. Ia tidak terganggu dengan adanya jerawat di wajahnya. Cuek dan jutek. Kedua sifat tersebut merupakan sifatnya. Ia sangat cu...