“Sinta!”
Sinta membalikkan badannya. Ia menatap malas orang yang memanggilnya itu.
“Pulang bareng gue.”
Sinta menaikkan alisnya, ia berpikir sejenak. Lalu menggelengkan kepalanya. “Enggak.”
“Gue gak nerima penolakkan.” Rama mencekal tangan Sinta dan membawanya pergi. “Ayo.”
Sinta mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Rama. “Rama lepas,”
Segala cara sudah Sinta lakukan, tapi... Sinta seperti mendapatkan sebuah ide. Sinta mendenkatkan wajahnya ke tangan Rama dan menggigitnya, seketika Rama melepaskan cekalan nya dan mengelus tangan yang di gigit oleh Sinta.
“Sakit tau,” Rama meringis.
“Bodo,”
Sinta langsung pergi begitu saja, tidak peduli dengan Rama yang masih mengelus tangan nya. Sinta bahkan meledek Rama dengan menjulurkan lidahnya.
Rama menatap punggung Sinta yang menjauh. Rama tersenyum kecil. Rama mengikuti Sinta dari belakang.
Rama mempercepat jalannya saat melihat Sinta akan memasuki sebuah mobil. Rama sangat mengenali mobil itu. Rama mencekal tangan Sinta dan langsung menutup pintu mobil itu.
“Apa sih? Tangannya bisa lepas gak? Gue mau balik.”
Rama menggeleng, tidak akan melepaskan tangan Sinta sampai Sinta mau pulang dengannya. “Yaudah balik sama gue.”
“Gak mau, Rama.” Sinta berusaha melepaskan cekalan tangan Rama.
Ganendra yang melihat perdebatan itu dari dalam mobil, menghela nafasnya. Ganendra menurunkan kaca mobilnya.
“Sinta, jadi pulang gak?” tanya Ganendra.
“Ja—”
“Enggak, dia balik sama gue.” Rama memotong ucapan Sinta begitu saja. Ucapan Rama terdengar sedikit ketus, Rama melihat Ganendra dengan tatapan tidak suka.
Ganendra heran. Dari kemarin, Rama bawaannya kayak tidak suka gitu sama Ganendra. Salahnya apa coba?
“Yaudah, kamu pulang sama dia aja.” Ganendra balik melihat Rama. “Aku tunggu dirumah.” Ganendra menjalankan mobilnya.
“Lah malah ditinggal,” ucap Sinta saat mobil Ganendra mulai melaju. “Awas aja, gue aduin baru tau rasa.”
“Apa?” ucap Sinta saat Rama melihatnya terus menerus.
“Cowok lo aneh.” gumam Rama.
“Maksudnya aneh gimana, ya?” Sinta meminta penjelasan terhadap Rama.
Rama balik menatap Sinta. “Ya, aneh aja. Cowok lo gak marah gitu, lo kan mau pulang sama cowok lain.”
Sinta mengabaikan Rama begitu saja, dia berjalan menjauh dari gerbang sekolah.
“Lo mau kemana?” tanya Rama.
“Cari taksi.”
Rama kembali ke dalam sekolah dan mengambil motornya. Ia menghampiri Sinta yang sudah duduk dihalte sekolah.
“Sinta, ayo.”
Sinta mengalihkan pandangannya.
Rama menghela nafasnya, ia turun dari motornya. Rama menarik Sinta, mendekati motornya.
Sinta membonceng Rama dengan terpaksa. Mau sekeras apapun Sinta menolak, Rama tetaplah Rama yang tidak mau ditolak oleh siapa pun.
o0o
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ugly (END)
Teen FictionSinta Bella Puspita. Banyak orang yang mengenalnya karena kejelekkan wajahnya. Jerawat banyak bermuculan di sekitar wajahnya. Ia tidak terganggu dengan adanya jerawat di wajahnya. Cuek dan jutek. Kedua sifat tersebut merupakan sifatnya. Ia sangat cu...