Epilog

10.4K 390 14
                                    

Chapter terakhir👏🏻

Vote dulu sini!

Happy reading...

Berjalan melangkah keluar dari bandara dengan menyeret kopernya. Sudah lama dirinya tidak kembali ke sana. Hampir tujuh tahun ia meninggalkan tempat kelahirannya itu.

Gadis itu di dampingi oleh laki-laki yang sekarang sudah mempunyai keluarga kecil. Ya, benar! Mereka adalah Sinta dan Ganendra.

“Kamu pulang sama Alvaro, kan?” tanya Ganendra.

Sinta hanya menjawabnya dengan anggukkan. Hal itu membuat Ganendra menghela nafasnya pelan, “Abang gak pulang mau nginap di hotel dekat sini, nanti kamu bilangin orang tua kamu. Soalnya besok mau langsung balik, gak tega ninggalin istri abang.” jelasnya. “Oh, kamu jangan lupa ngunjungin dia ya? Kasian banget hidupnya sekarang.”

“Iya,” balas Sinta dengan singkat.

Setelah itu, tidak ada percakapan di antara mereka. Sampai mereka bertemu Alvaro di parkiran. Sinta langsung masuk ke dalam mobil meninggalkan Alvaro dan Ganendra yang sedang mengobrol.

“Gue titip dia ya? Hari ini jadi kan?”

“Jadi kok, bang. Yaudah gue balik dulu.”

“Hati-hati.”

Mobil bergerak melewati jalan yang Sinta rasa sudah berbeda sejak dirinya meninggalkan kota ini. Bangunan-bangunan tinggi terus dibangun, seakan ingin menyaingi. Padahal dulu masih banyak tumbuhan hijau di tepi jalan.

Sinta mengernyitkan dahinya ketika mobil berhenti, ia menatap sekelilingnya. Baru menyadari jika mereka berhenti di parkiran sebuah kantor.

Ia menghadap ke arah Alvaro. “Ngapain kita ke sini?” jujur, Sinta tidak tahu siapa pemilik kantor ini. Dan tidak ada urusan sama sekali.

o0o

Di sebuah ruangan, terdapat laki-laki dewasa yang sedang fokus dengan layar komputer di depannya. Di samping meja kerjanya ada bingkai foto yang memang sengaja diletakkan di sana.

Saat sedang seriusnya bekerja, Rama dibuat kesal karena tiba-tiba saja seseorang membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu. “Kalau masuk, ketuk pintu terlebih dahulu!” ujarnya dengan menolehkan kepalanya, melihat orang itu.

Tubuhnya menegang, melihat gadis yang selama ini dirindukan muncul dihadapannya. Ini bukan mimpi kan?! Rama mengucek matanya, mengira dirinya hanya berhalusinasi lagi. Seperti sebelumnya.

Masih belum dapat dipercaya oleh akal pikiran Rama yang terdapat keraguan. Tapi ini seperti nyata!

Dan gadisnya telah berubah, wajahnya yang dulu di penuhi jerawat sekarang sudah tidak ada satu pun jerawat yang muncul. Dan sekarang, wajah itu dipoleskan menggunakan make up tipis yang sangat cocok di wajahnya. Membuatnya terlihat cantik.

Dengan hati senang dan senyuman lebar dibibirnya, Rama menghampiri Sinta dengan terburu-buru. Ia langsung memeluk Sinta dengan erat setelah Rama sampai di depan Sinta.

Rama menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Sinta. Bersandar di pundak Sinta, dengan tangan yang masih melingkar di pinggangnya.

“Ehem,” deheman dari belakang sangat mengganggu Rama yang membuat dirinya harus melepaskan pelukannya. Ia mengalihkan pandangannya, dengan raut wajah datarnya Rama pun bertanya. “Ada kepentingan apa?”

Alvaro hanya tersenyum, ia menyerahkan sebuah kartu undangan kepada Rama. “Datang ya?”

Mata Rama tertegun melihat undangan itu, ia mengambilnya dengan tangan gemetar. Segala pikiran buruk datang ke kepalanya dan terus bermunculan. Sinta dan Alvaro datang bersama? Apakah mungkin? Tidak, tidak! Rama tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

The Ugly (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang