Satu minggu di lewati Rama tanpa adanya Sinta. Rama masih bisa terlihat biasa saja walaupun di dalam hatinya menginginkan jika Sinta menghubungi dirinya. Bahkan sejak saat itu, Sinta tidak menghubungi Rama dan Rama juga tidak dapat menghubungi Sinta.
Sebulan setelah kepergian Sinta, Rama mulai memperhatikan tidak sabaran. Tidak sabaran menunggu Sinta pulang. Bahkan setiap satu jam sekali, Rama bakal melihat kalender yang ada di handphone nya untuk menghitung berapa hari lagi kepulangan Sinta.
Dan sekarang tiga bulan telah terlewati, waktu program pertukaran pelajar itu telah selesai. Seharusnya hari ini, Sinta sudah kembali ke sekolah seperti biasa. Dan Rama akan menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi.
Rama berjalan ke arah kelas Sinta, untuk melihat apakah gadisnya sudah datang ke sekolah. Dengan senyuman yang ditujukkan Rama, karena sangat senang untuk melihat Sinta kembali.
Tetapi senyuman itu pudar setibanya di kelas Rama, apa yang Rama bayangkan sejak semalam, rusak begitu saja.
Sinta tidak ada di kelasnya! Seharusnya Sinta sudah menyelesaikan program itu sejak tiga hari yang lalu. Tetapi sampai sekarang, Rama belum lihat Sinta.
Dengan perasaan gelisah yang ada di dadanya, Rama pergi dari sana.
Sesampainya dikelas Rama, tanpa menyapa ketiga sahabatnya, Rama duduk begitu saja. Sejak Rama mengetahui jika Sinta pergi ke luar negeri untuk mengikuti program pertukaran pelajar, Rama marah kepada para sahabatnya yang tidak memberi tahu tentang hal ini.
o0o
Bahkan di rumah sekalipun, Rama terus memikirkan Sinta. Valerine yang memang daritadi ada di rumah Rama terus berceloteh, dan Rama asik mengelamun sendiri. Rama tidak menceritakan kesalahpahaman yang terjadi pada hubungan Rama dan Sinta kepada Valerine.
“Rama, kok ngelamun terus sih?”
Rama tidak sadar jika seandainya Valerine tidak memukul tangannya dengan pelan. “Iya, apa?”
“Ish gitu banget sih, daritadi gue ngomong. Lo gak dengerin ya?”
Rama kembali melamun, mengabaikan Valerine. Hal itu membuat Valerine menjadi kesal.
“Rama!” sentak Valerine.
“Kamu mendingan pulang dulu ya, Val, mungkin Rama sedang tidak enak badan jadi gak fokus gitu.” sangat jelas dari kalimatnya, jika Mama tidak suka keberadaan Valerine dan dengan terang-terangan mengusirnya.
Tetapi dengan bodohnya Valerine tetap percaya dan mengangguk menuruti perkataan Mama. “Mungkin ya, tan, yaudah Valerine pulang dulu.”
Merasa Valerine sudah pergi meninggalkan rumahnya. Mama mendekati Rama dan duduk di sampingnya. “Kamu kenapa sih?”
Rama menggeleng.
“Sinta lagi?” tanyanya kembali.
Dan sekarang, Rama menganggukkan kepalanya.
“Coba cerita ke Mama, siapa tau ada yang bisa Mama bantu.”
“Tiga bulan yang lalu, aku kan nolongin Valerine lagi mabuk terus tiba-tiba Valerine gak sengaja...” Rama menunjukkan tangannya seperti orang yang berciuman. “Dan Sinta liat aku, pas paginya aku gak tau kalo ternyata Sinta di pilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar di luar negeri. Dan sejak itu kita gak ada kontak sama sekali, benar-benar lost contact, Ma.”
Rama menghembuskan nafasnya. “Program pertukaran pelajar itu cuma tiga bulan, tapi Sinta belum juga pulang. Dan orang yang ikut serta dalam program ini bahkan udah berangkat sekolah.”
“Mama curiga deh sama Valerine.”
Rama langsung menatap Mama nya tidak terima. “Maksud Mama apa?”
“Mama gak nuduh Valerine tapi...” Mama menjeda kalimatnya. Beliau mengalihkan pembicaraan. “Kamu coba tanya ke orang yang dekat dengan Sinta. Mungkin saja dia tahu.”
Iya, Rama akan berbicara dengan Adrian. Pasti Adrian tahu sesuatu apa yang tidak di ketahuinya. Ya, pasti itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ugly (END)
Teen FictionSinta Bella Puspita. Banyak orang yang mengenalnya karena kejelekkan wajahnya. Jerawat banyak bermuculan di sekitar wajahnya. Ia tidak terganggu dengan adanya jerawat di wajahnya. Cuek dan jutek. Kedua sifat tersebut merupakan sifatnya. Ia sangat cu...