Sinta sampai didepan rumahnya, setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Sinta biasa memakai angkutan umum untuk berangkat atau pulang sekolah. Jarak rumah dengan jalan raya dapat dibilang cukup jauh.
Sinta memasuki rumahnya dan duduk di sofa. Ia menyenderkan badannya di sofa, untuk mengistirahatkan badannya sejenak. Ia memejamkan matanya.
Ibu yang dari dapur, melihat Sinta memejamkan mata hanya menggelengkan kepalanya. Ibu menghampiri Sinta.
“Bella, kalo mau tidur di atas aja. Jangan di sini!”
Suara lembut dan tepukkan dibahunya, membangunkan Sinta dari tidurnya. Sinta mengucek matanya dan melihat Ibunya yang sedang tersenyum ke arahnya.
“Ada apa, Bu?”
Ibu tersenyum, “Tidurnya diatas aja.”
Sinta mengangguk.
***
Sinta merebahkan badannya di atas kasur. Saat akan memejamkan matanya, Sinta teringat sesuatu. Sinta membuka tasnya, dan mengambil barang dari dalam tasnya.
Baju seragam Rama.
Sebagai bentuk pertanggung jawaban, karena di sini yang salah Sinta, bukan? Salah Sinta karena tidak melihat jalan. Tapi, Sinta tidak salah sepenuhnya.
Rasa kantuk yang tadi menyerangnya, menghilang begitu saja.
Dengan rasa malas Sinta keluar dari kamar membawa baju seragam Rama.
Ibu yang sedang mencuci piring kotor, menghentikan kegiatannya ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Ibu menoleh,
“Loh? Kamu ga jadi tidur?”
“Enggak jadi, Bu.” Sinta menghampiri Ibunya.
“Kenapa?” Ibu menatap Sinta. Pandangannya turun ke bawah dan berhenti dibenda yang dibawa Sinta. “Itu baju siapa?”
“Ini?” Sinta menunjukkan baju yang dibawanya. “Punya temen.”
“Kok ada di kamu?”
“Tadi, Bella gak sengaja numpahin minuman dia, sampe tumpah ke bajunya.”
“Yaudah, kamu cuci bajunya sendiri. Ibu mau masak.” Ibu menaruh piring yang sudah di cuci. Dan berjalan ke arah mesin pendingin untuk mengambil bahan-bahan yang akan dimasak.
Di rumah Sinta tidak ada para pekerja yang menetap di rumahnya. Semunya dilakukan oleh Ibu. Ayah bahkan pernah memaksa Ibu untuk mencari pembantu, tapi Ibu menolaknya dengan keras.
Para pekerja berangkat pukul 8 sampai pukul 10 pagi. Itu pun hanya untuk membersihkan rumah.
Sinta sering membantu Ibunya, Jika ia mempunyai banyak waktu luang. Walau ia sibuk sekalipun, ia tetap berusaha agar dapat membantu Ibunya mengurus rumah.
***
Sinta meninggalkan baju seragam Rama di tumpukkan baju yang akan ia setrika, Sinta bergegas ke kamar mandi. Hari sudah gelap, dari pulang sekolah Sinta belum mandi. Badannya terasa lengket. Inilah kebiasaan buruk Sinta. Malas mandi!!
Selesai mandi, Sinta menyiapkan setrika. Jangan tanya, mengapa seragamnya bisa cepat kering?! Sekarang, jaman sudah canggih. Pasti ada alat untuk mengeringkan pakaian, bukan?
Sinta mengambil baju seragam Rama dan menyemprotkan pewangi ke baju Rama. Ia menghentikan kegiatannya.
Ini pewangi lavender, Rama suka gak ya? Tapi, mau bagaimana lagi, hanya pewangi ini yang ada. Kalau tidak diberi pewangi, nanti Rama mengira ini baju belum di cuci. Batin Sinta terus bertanya-tanya.
Seharusnya Sinta tidak perlu berpikir seperti itu. Jika noda yang ada dibaju Rama sudah hilang,itu tandanya baju itu telah di cuci. Rama pasti tahu itu, dia tidak bodoh!
Sinta membungkus baju seragam Rama setelah semuanya selesai di setrika. Ia tidak peduli, jika nantinya Rama tidak menyukai bau dari pewangi ini. Sinta sudah menyelesaikan tanggung jawabnya.
Bersambung...
Ig: @Belllaa.08_
Dibuat 101219
Pindah 190720
![](https://img.wattpad.com/cover/240850753-288-k156136.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ugly (END)
Teen FictionSinta Bella Puspita. Banyak orang yang mengenalnya karena kejelekkan wajahnya. Jerawat banyak bermuculan di sekitar wajahnya. Ia tidak terganggu dengan adanya jerawat di wajahnya. Cuek dan jutek. Kedua sifat tersebut merupakan sifatnya. Ia sangat cu...