Sinta Bella Puspita. Banyak orang yang mengenalnya karena kejelekkan wajahnya. Jerawat banyak bermuculan di sekitar wajahnya. Ia tidak terganggu dengan adanya jerawat di wajahnya.
Cuek dan jutek. Kedua sifat tersebut merupakan sifatnya. Ia sangat cu...
Amel menunggu kedatangan Adrian ditempat parkir sekolah. Hari sudah semakin siang, dan Adrian belum sampai di sekolah. Saat suara motor yang sangat dikenalinya memasuki area parkir, Amel langsung menghampirinya.
“Gimana?”
Adrian menggeleng. “Rumahnya sepi,”
Amel menghela nafasnya, memikirkan dimana keberadaan Sinta. “Lo ada nomor ponsel bokap atau nyokapnya Sinta ga? Coba hubungin mereka aja.” sarannya.
“Gue gak punya nomornya. Tapi...” Adrian menatap Amel serius ketika mengingat sesuatu. Dengan segera, Adrian membuka handphonenya dan menghubungi seseorang.
“Hallo.”
“.....”
“Sinta, ada di rumah lo?”
“.....”
“Oh, oke.”
Adrian mematikan sambungan teleponnya dan melihat Amel yang sedang menunggu jawabannya.
o0o
Selama pelajaran berlangsung Rama sama sekali tidak fokus terhadap guru yang sedang menjelaskan materi didepan kelas. Pikiran Rama tertuju kepada Sinta. Rasanya ada hal yang aneh di diri Rama saat Rama tahu Sinta tidak ada disekolah. Pikiran Rama terus tertuju ke Sinta.
Rama tidak tahu ini apa. Mungkin karena sudah terbiasa dengan kehadiran Sinta, jadinya Rama merasa ada yang aneh didalam dirinya.
“Ram, Rama!”
Suara Pandu yang keras membuat Rama kembali pada kesadarannya. Rama mengedarkan pandangannya, ternyata hanya tinggal Rama dan ketiga sahabatnya yang ada didalam kelas. Berapa lama Rama memikirkan tentang Sinta sampai tidak menyadari bahwa bel istirahat telah berbunyi.
“Lo mikirin apa sih? Dari pelajaran dimulai lo ngelamun terus?” tanya Pandu.
Rama bungkam tidak menjawabnya.
“Dari pada lo ngelamun disini, lebih baik kita pergi ke kantin.” ajak Reyhan.
Mereka berjalan menuju kantin. Mereka menghentikan langkahnya. Bukan, maksudnya Rama menghentikan langkahnya dan ketiga sahabatnya iku berhenti.
“Kenapa, Ram?” tanya Reyhan.
Ketiga sahabat Rama melihat apa yang dilihat oleh Rama. Adrian dan Amel berjalan beriringan. Tidak ada yang aneh dari mereka, tapi Rama terus melihat ke arah mereka berdua.
“Kenapa lo liatin mereka segitunya? Nggak mungkin kan, lo cemburu sama mereka?” tanya Pandu.
Reyhan menyentil kening Pandu. “Kurang kerjaan banget, Rama cemburuin mereka.”
Pandu menggosok keningnya, yang terasa panas. “Oohh... Gue ngerti. Rama gak terima Adrian jalan sama cewek lain, kan Adrian udah janji mau tanggung jawab.”
“Bukan.” ucap Raka tiba-tiba, semuanya menoleh. “Tapi karena gak ada Sinta.” jangan heran, terhadap Raka yang jawabannya terbukti benar dengan diamnya Rama yang menjelaskan semuanya.
Raka adalah seorang pengamat yang baik. Dia tahu semua yang dirasakan sahabatnya dari gerak geriknya, walau ia terlihat cuek diluar sana. Raka adalah seseorang yang pantas kita jadikan sahabat, karena dia akan sangat peka terhadap perasaan kita.
“Bener?” tanya Pandu memastikan, tetapi sama saja tidak ada jawaban dari Rama. “Apa perlu gue tanyain soal Sinta ke mereka?”
“Gak perlu. Gue bisa sendiri.”
o0o
“Ada apa lo manggil gue ke sini.” Adrian menghampiri Rama yang duduk dikursi panjang yang ada di taman.
“Lo tau dimana Sinta?” tanya Rama to the point.
“Sinta?” Adrian tersenyum meremehkan. “Kenapa cari Sinta? Bukannya kalian gak ada urusan lagi.”
Rama diam, yang dikatakan Adrian memang benar. Rama tidak ada urusan lagi dengan Sinta. Tapi... Ah, Rama tidak bisa menjelaskannya.
“Apa Sinta pergi karena sifat gue kembali kayak dulu lagi?” tanya Rama pelan.
Adrian bersedih. “Buat apa Sinta pergi cuma karena lo?” lagi-lagi Adrian tersenyum meremehkan. “Bahkan Sinta bisa dapat laki-laki yang lebih dari lo, dan gak jadiin Sinta sebagai taruhan.”
“Gue tau, lo sepupunya Alana. Tapi, Sinta juga sahabat gue, perempuan yang harus gue jaga setelah nyokap gue. Sebagai sahabat, tentunya gue gak terima Sinta dijadiin bahan taruhan lo. Gue selalu jaga dia, ngelindungin dia. Bagi gue itu adalah hal yang harus dilakukan.”
“Dia berhak bahagia, lo gak akan ngerti gimana sedihnya Sinta yang selalu dihina. Gue mohon, jangan pernah lo nyakitin Sinta lagi, jangan anggap Sinta sebagai mainan lo. Lepaskan dia.”
Adrian pergi setelah menepuk pundak Rama yang terdiam mencerna ucapan Adrian.
o0o
Rama bangun dari posisi berbaringnya saat dia sedang men-stalk akun instagram milik Sinta. Beberapa menit yang lalu, Sinta baru saja memposting sebuah foto.
Walaupun gambar wajahnya dipotong, tetapi Rama tahu kalo itu foto Sinta sendiri. Foto Sinta bersama seorang laki-laki dengan posisi Sinta bersandar dipegang laki-laki itu. Mereka berdua duduk dikursi panjang sebuah taman.
Dan itu membuat Rama merasakan sebuah gejolak yang bahkan Rama sendiri tidak tahu itu. Terlebih lagi dengan caption yang Sinta sematkan. Membuat suatu perasaan tidak suka keluar dari diri Rama.
Rama membaca komentar dipostingan Sinta. Siapa tahu dia dapat mengetahui siapa laki-laki itu. Ketiga sahabat Rama, juga ikut mengomentari dipostingan itu.
Sintabp_
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
596 like Sintabp_ Thank for today❤ Lihat semua 96 komentar Adrianraymond lo kapan balik? Udah pergi gak bilang-bilang, bikin gue khawatir aja. Pokoknya kalo lo pulang, lo langsung ngabarin gue. Sintabp_@Adrianraymond ya maaf, lo kan tau sendiri. Ini juga ngasih tau nya mendadak. Ameeeelia_ itu siapa? Sepupu lo? Sintabp_@Ameeeelia_ yang pastinya bukan sepupu, karena gue gak punya sepupu. Dia itu lebih dari Adrian intinya wkwk😅 iya kan? @Adrianraymond Adrianraymond@Sintabp_ iya, tapi gak usah di tag orangnya. Takut ada yang tiba-tiba jadi stalker haha
Rama bahkan tidak membaca komentar ketiga sahabatnya pada postingan itu. Ram terlalu fokus pada komentar Sinta dan kedua sahabatnya.
“Lebih dari Adrian? Lebih dari sahabat?”
Mungkin jika Sinta men-tag orang itu, Rama akan menjadi stalker—seperti apa yang di tulis Adrian di kolom komentar. Rama akan membanding-bandingkan antara dirinya dan orang itu.
Rama membanting ponselnya ke atas kasur. Ia mengacak rambutnya. Menyalurkan apa yang dirasakannya sekarang.